Saudaraku ,buku tersebut membicarakan mengenai shalat yang dilakukan dengan baik (khusyu) tentu akan memberi warna kesehatan. Jadi shalat mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam peyembuhan, pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani , mejaga kekuatan keduanya serta mencegah perkara yang buruk dari keduanya.
Shalat merupakan media penghubung utama antara hamba dengan Allah. Sejauh mana kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya, maka seluas itu pula pintu-pintu kebaikan akan dibukakan untuknya.
Hamba tersebut akan dilimpahi taufik dari Allah, kesehatan dan afiyat, kekayaan , ketenangan, kenikmatan, kenengangan dan kegembiraan, semua itu untuk dirinya dan menjadi anugerah yang disegerakan di kehidupannya.
Sebagaimana firman-Nya
يأيها ٱلذين ءامنو اٱستعينوابٱلصبروٱلصوة إنٱﷲ مع ٱلصبرين﴾
“ hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar “, (Qs. Al-Baqarah: 153)
Dalam ath Thibb an-Nafsi wa cal-jasadi, para pakar membuat kesimpulan bahwa ada korelasi kuat antara shalat dan keadaan psikologi seseorang. Disebutkan bahwa komitmen seseorang terhadap ibadah-ibdah keagamaan merupakan metode efektif untuk mengurangi depresi dan kegelisahan.
Dr Alexis Karel (peraih Nobel di bidang psikologi dan obat-obatan) , dalam Al-Insan Dzalika Al-Mahjul, menyatakan bahwa Shalat merupakan energi dan kekuatan yang paling besar dalam melahirkan kreativitas yang dikenali hingga zaman sekarang ini. Sebagai seorang dokter, dia menyatakan bahwa , telah banyakmenemukan pasien yang tidak mampu lagi ditangani tim medis. Mereka angkat tangan menyerah . Namnun ketika mereka melaksanak shalt, merekapun dapat disembuhkan dari berbagai penyakit kronis yang menimpa.
Dalam sebuah kajian ilmiah bertajuk Al-Harakat ar-Ruhiyah lil-‘ibadat , Dr Ir Ibrahim Karim , dari lembaga Sistem Bio energi Cairo. Penelitian ini mengukur perbandingan antara kekuatan spiritual dan kegelisahan yang berlebihan pada saat berzikir, berwudhu, shalat, membaca Al-Qur’an serta mengumandangkan adzan. Penelitian ini membuat suatu kesimpulan yang menakjubkan.
Ketika seorang hamba mengalami kegelisahanyang timbul akibat interaksi dengan orang lain dan faktor-faktor lain, lalu ia membasuh anggota tubuh dengan wudhu, maka akan mendatangkan hasil yang menakjubkan. Inilah salah satu rahasia besar di balik aktivitas wudhu dalam rangka mempersiapkan seseorang untuk menuju fokus dan konsetrasi menuju aktivitas selanjutnya (shalat).
Dalam kajian itu, dipaparkan bahwa kita umat beriman melakukan berbagai ibadah yang disertai dengan berbagai gerakan, seperti gerakan dalam shalat , ketika berdoa.
Bahkan dr. Ibrahim Karim , juga mengkaji dan meneliti salah satu bagian gerakan dalam shalat yaitu mengacungkan jari telunjuk kanan ketika tasyahud.
Dari beberapa kali eksperimen , ditemukan adanya semacam energi spiritual. Dan yang mennakjubakn bahwa pancarankekuatan energi ini ternyata hanya akan diperoleh dengan mengangkat jati telunjuk tangan kanan saja. Adapun ketika melakukan halyang sama dengan tangan kiri tidak ditemukan adanya pancaran energi spiritual dan kekuatan rohani sedikitpun.
Selanjutnya , diteliti juga perihal gerakan tangan yang diangkat ketika sedang berdoa. Dalam aktivitas ini juga ditemukan kesimpulan yang tidak jauh berbeda.
Selanjutnya Dr Ibrahim menegaskan bahwa gerakan-gerakan rohani telah ada sejak dimulainya sejarah kehidupan dan di setiap penjuru dunia. Karena itu setiap Rasul dan Nabi memberikan contoh gerakan shalat, puasa, berdoa , dan bermunajat. Hal ini berarti bahwa gerakan-gerakan itu memiliki dasar hukum dan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sungguh , agama ini adalah ilmu yang sangat agung dan luar biasa. Dia memiliki ukuran yang sangat besar dan tidak seorang pun dapat sempurna mengetahui rahasia-rahasia agung yang tersembunyi.
Begitu tinggi keagungan nilai ibadah shalat, sehingga Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika mereka meninggalkannya) pada usia sepuluh tahun “, (Hr Abu Dawud I,87. Al-Albani menyatakn hasan dalam Shahih al-Jami’ 5258).)
Allahu a’lam
Dalam ath Thibb an-Nafsi wa cal-jasadi, para pakar membuat kesimpulan bahwa ada korelasi kuat antara shalat dan keadaan psikologi seseorang. Disebutkan bahwa komitmen seseorang terhadap ibadah-ibdah keagamaan merupakan metode efektif untuk mengurangi depresi dan kegelisahan.
Dr Alexis Karel (peraih Nobel di bidang psikologi dan obat-obatan) , dalam Al-Insan Dzalika Al-Mahjul, menyatakan bahwa Shalat merupakan energi dan kekuatan yang paling besar dalam melahirkan kreativitas yang dikenali hingga zaman sekarang ini. Sebagai seorang dokter, dia menyatakan bahwa , telah banyakmenemukan pasien yang tidak mampu lagi ditangani tim medis. Mereka angkat tangan menyerah . Namnun ketika mereka melaksanak shalt, merekapun dapat disembuhkan dari berbagai penyakit kronis yang menimpa.
Dalam sebuah kajian ilmiah bertajuk Al-Harakat ar-Ruhiyah lil-‘ibadat , Dr Ir Ibrahim Karim , dari lembaga Sistem Bio energi Cairo. Penelitian ini mengukur perbandingan antara kekuatan spiritual dan kegelisahan yang berlebihan pada saat berzikir, berwudhu, shalat, membaca Al-Qur’an serta mengumandangkan adzan. Penelitian ini membuat suatu kesimpulan yang menakjubkan.
Ketika seorang hamba mengalami kegelisahanyang timbul akibat interaksi dengan orang lain dan faktor-faktor lain, lalu ia membasuh anggota tubuh dengan wudhu, maka akan mendatangkan hasil yang menakjubkan. Inilah salah satu rahasia besar di balik aktivitas wudhu dalam rangka mempersiapkan seseorang untuk menuju fokus dan konsetrasi menuju aktivitas selanjutnya (shalat).
Dalam kajian itu, dipaparkan bahwa kita umat beriman melakukan berbagai ibadah yang disertai dengan berbagai gerakan, seperti gerakan dalam shalat , ketika berdoa.
Bahkan dr. Ibrahim Karim , juga mengkaji dan meneliti salah satu bagian gerakan dalam shalat yaitu mengacungkan jari telunjuk kanan ketika tasyahud.
Dari beberapa kali eksperimen , ditemukan adanya semacam energi spiritual. Dan yang mennakjubakn bahwa pancarankekuatan energi ini ternyata hanya akan diperoleh dengan mengangkat jati telunjuk tangan kanan saja. Adapun ketika melakukan halyang sama dengan tangan kiri tidak ditemukan adanya pancaran energi spiritual dan kekuatan rohani sedikitpun.
Selanjutnya , diteliti juga perihal gerakan tangan yang diangkat ketika sedang berdoa. Dalam aktivitas ini juga ditemukan kesimpulan yang tidak jauh berbeda.
Selanjutnya Dr Ibrahim menegaskan bahwa gerakan-gerakan rohani telah ada sejak dimulainya sejarah kehidupan dan di setiap penjuru dunia. Karena itu setiap Rasul dan Nabi memberikan contoh gerakan shalat, puasa, berdoa , dan bermunajat. Hal ini berarti bahwa gerakan-gerakan itu memiliki dasar hukum dan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sungguh , agama ini adalah ilmu yang sangat agung dan luar biasa. Dia memiliki ukuran yang sangat besar dan tidak seorang pun dapat sempurna mengetahui rahasia-rahasia agung yang tersembunyi.
Begitu tinggi keagungan nilai ibadah shalat, sehingga Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika mereka meninggalkannya) pada usia sepuluh tahun “, (Hr Abu Dawud I,87. Al-Albani menyatakn hasan dalam Shahih al-Jami’ 5258).)
Allahu a’lam
Sumber : At Tadawi bil istighfari, bis shadaqati, bid du’ai, bil qu’ani, bis shalati , bis shaumi , Hasan bin Ahmad Hammam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar