*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Senin, 30 Agustus 2010

Habislah gelap sambutlah terang

Dalam hadits riwayat Tirmidzi disebutkan.” Ibadah yang paling utama adalah menunggu datangnya kelapangan.” Firman Allah menyebutkan “Bukankah waktu subuh sudah dekat?” (Qs. Hud ;81).
Saat fajar menyingsing pasti akan datang bagi orang-orang yang dirundung oleh kesedihan dan kesusahan. Tunggulah pagi hari tiba dan sambutlah datangnya kelapangan dari Yang Maha Pemberi keputusan. Orang-orang Arab mengatakan bahwa apabila ikatan tali makin mengencang, pasti akan terputus. Artinya apabila keadaan urusan sangat genting, maka tunggulah saat kelapangan dan jalan keluarnya.
Allah berfirman : “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar.” (Qs.At talaq ;2) . “ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapuskan segala kesalahannya dan melipatgandakan pahala untuknya.”(Qs.At- Talaq;5).

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memudahkan segala urusan-nya.”(Qs.At-Talaq :4).

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan :”Aku menurut persangkaan hamba-Ku terhadap diri-Ku. Oleh karena itu, hendaklah dia bersangka terhadap-Ku menurut apa yang disukainya.
Allah berfirman:”Sehingga apabila para asul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan (oleh kaumnya), datanglah para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki.” (Qs Yusuf :110)

Sesungguhnya setelah ada kesulitan ada kemudahan. Sungguh setelah kesultian ada kemudahan.” (Qs.Asy syarh :5-6).

Sebagian ulama tafsir mengatakan hal berikut yang menurut sebagian ulama dianggap sebagai hadits : “Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan.”

Firman Allah.”Boleh jadi sesudah itu Allah menjadikan suatu hal yang baru.” (Qs.At Talaq :1).
“ Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”(Qs.Al- Baqarah : 214).
“Sesungguhnya rahmat allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.”(Qs.Al A'raf :56)

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan : “Ketahuilah bahwa pertolongan itu selalu bersama kesabaran dan kelapangana itu selalu bersama kesulitan.”

Dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah dikatakan bahwa pertolongan Allah pasti datang sebesar bantuan yang diperlukan (nazala al-ma’unah ‘ala qadr al ma’unah) dan kesabaran pun datang sebesar musibah yang menimpa (nazal al-shabr ‘ala qadr al-mushibah). Sejalan dengan makna hadis ini, Imam Syafi’i pernah memberikan nasihat. Katanya, “Siapa yang meyakini kebesaran Allah, ia tidak pernah ditimpa kehinaan. Dan siapa yang menyandarkan harapan kepada-Nya, pastilah harapan itu menjadi kenyataan (wa man raja-hu yakunu haitsu raja).

Dalam suatu kisah, Ubaidah ibn al-Jarrah, panglima lapangan yang memimpin tentara Islam dalam pertempuran melawan Romawi, pernah berkirim surat kepada Khalifah Umar ibn al-Khattab tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam surat balasannya Khalifah Umar menyuruh Ubaidah agar bersabar dan tahan uji, karena Allah akan memberikan banyak kemudahan di balik kesulitan itu.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi, dan sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Bersabarlah, karena kelapangan itu akan datang secepatnya .Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala perkaranya maka dia akan bahagia. Barangsiapa yang selalu menyerahkan diri kepada Allah maka dia tidak akan ditimpa bencana. Dan barangsiapa yang mengharap kepada Allah dia akan mendapatkan harapannya

Jangan bersedih. Anda punya kesempatan untuk berdo’a, mempunyai kepandaian mengetuk pintu rahmat-Nya dan pandai merendahkan diri dihadapan pintu ampunan Allah Yang Maha Raja. Anda punya waktu mustajab sepertiga malam dan memiliki kesempatan untuk membenamkan kening anda dalam sujud.

Sumber : LaaTahzan, Dr.Aidh bin Abdullah al-Qarni

Minggu, 29 Agustus 2010

Kekuatan dlm kesederhanaan

Suatu hari nan cerah menyelimuti Madinah. Di pintu gerbang kota tampaklah rombongan orang asing berurutan memasuki kota. Ternyata mereka adalah rombongan Hurmuzan, seorang panglima dan pangeran dari Persia. Rombongan ini ingin menemui amirul mu’minin Umar Bin Khattab.
Mereka telah melakukan perjalanan yang jauh dari Persia menuju Madinah.
Hurmuzan datang bersama rombongan yang besar, sebagai panglima dan pangeran kerajaan, tentunya mereka datang dengan segala kemewahan dan kebesaran layaknya seorang perwira sebuah negeri besar. Dikenakannya pakaian kebesaran , perhiasan yang gemerlap , baju – baju sutra Persia nan Indah.
Dalam perjalanan ini mereka didampingi dan diantar oleh sahabat Anas bin Malik. Dalam perjalanan ia bertanya dimana amirul mu’minin Umar bertempat tinggal. Ia sudah membayangkan, bahawa Umar bin Khattab yang terkenal kemasyurannya tersebar ke seluruh negeri -negeri pasti tinggal di sebuah istana yang megah , luas serta dikelilingi pengawal-pengawal .

Sesampainya di Madinah, rombongan langsung diantar menuju tempat kediaman Umar.
Hurmuzan tentunya sangat heran, kenapa rumah Umar tidak jauh beda dengan rumah penduduk yang lain. Tidak ada kemegahan sama sekali yang menunjukkan bahwa ini rumah seorang pemimpin besar dari sebuah negeri besar. Mereka tidak menemui Umar dirumahnya.
Diberitahukan bahwa Umar sudah berada di sebuah masjid, karena sedang menerima delegasi dari Kuffah. Rombongan pun segera bergegas ke masjid. Ternyata tidak juga menemui Umar. Ternyata acara delegasi dari Kuffah , sedah selesai beberapa waktu sebelumnya.
Akhirnya ditunjukkan oleh seseorang, bahwa Umar sedang istirahat tidur di beranda sisi kanan masjid.

Betapa terkejutnya rombongan itu, ketika ditunjukkan bahwa negarawan besar Umar adalah lelaki dengan pakaian sangat-sangat sederhana (seadanya), sedang istirahat tidur, hanya beralaskan mantel yang sangat usang. Tidak ada satupun pengawal yang berada didekatnya. Bagaimana mungkin seorang pemimpin jazirah Arab dan daerah-daerah sekitarnya , kondisinya semacam ini.

Bukankah emas, perak, serta harta negara yang sedemikian banyak ? tetapi memang begitulah adanya, seorang Umar.
‘Wahai Umar’ kata Hurmuzan, ‘Engkau , telah memerintah dengan adil, lalu engkau aman, dan engkau pasti tidur dengan nyaman’.
Itulah kekuatan kesederhanaan seorang Umar bin Khatab, sehingga bawahannya pun segan dan hormat serta tidak akan berani menjilat .
Kesederhanannya menjadi sumber kekuatan besar untuk mensyiarkan agama Allah.

sumber : L Tausiyah

Kamis, 26 Agustus 2010

Memperbanyak DO'A

Firman Allah , yang artinya : " Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombong-kan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [Qs. Ghafir : 60].
Dari Hafizh Ibnu Hajar , bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata : Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya 'an 'ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa. Sehingga ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong . Banyak dalil yang menganjurkan berdoa . [Fathul Bari 11/98].
Saudaraku , tak seorangpun yang bisa terlepas dari belenggu masalah. Adakalanya masalah itu terlewati dgn mudah, namun tak sedikit yg butuh upaya keras menghadapi-nya. Yakinlah, kita tidak sendirian menghadapi itu semua, ada Allah tempat kita mengadu , Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah tempat kita memohon pertolongan , pintu yang tiada pernah tertutup. Seberat apapun masalah anda, semuanya dapat terpecahkan melalui doa.

Dari Nu'man bin Basyir bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya " Doa adalah ibadah", kemudian beliau membaca ayat : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". [Ghafir : 60].

dari Imam Hafizh Ibnu Hajar , bahwa Imam At-Thaibi berkata : Sebaiknya hadits Nu'man di atas difahami secara arti bahasa, artinya berdoa adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". Dalam ayat ini orang yang tidak mau tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut orang-orang yang sombong, sehingga berdoa mempunyai keutamaan di dalam ibadah, dan ancaman bagi mereka yang tidak mau berdoa adalah hina dina. [Fathul Bari 11/98].

Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah,
dari Abu Hurairah ra , bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda , yang artinya ," Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya.

Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah, yang artinya ," Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu". [Qs. Al-Hujurat : 13].

Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa,
dari Abu Hurairah ra , bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ," Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].
Beberapa pendapat ulama tentang pemahaman hadits ini adalah sbb :


  • a. Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : "Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". [Fathul Bari 11/98]

  • b. Imam Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah.

  • c. Imam At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat murka-Nya.

Dari hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura'atul Mashabih 7/358]

Doa mampu menolak takdir Allah,
berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi ra bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya , "Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura'atul Mafatih 7/354-355].

Syaikh Utsaimin ditanya : "Kita sering mendengar orang berdoa : Ya Allah kami tidak memohon agar takdir kami dirubah akan tetapi kami meminta kelembutan dalam takdir tersebut. Apakah doa tersebut dibolehkan .?"

Jawaban :
Berdoa seperti itu dilarang dan haram sebab doa bisa merubah takdir seperti yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Bahkan orang yang berdoa seperti itu menantang Allah dan seakan mengatakan : "Ya Allah takdirkanlah kepadaku apa saja yang Engkau kehendaki tetapi berilah kelembutan dalam takdir tersebut".

Seharusnya orang yang berdoa berketetapan hati dalam doanya, seperti berdoa : Ya Allah kami memohon rahmat-Mu dan kami berlindung dari siksaan-Mu, dan doa semisalnya. Apabila seorang berdoa kepada Allah agar tidak dirubah takdirnya, maka apa manfaatnya sementara doa bisa merubah takdir, dan bisa jadi takdir tersebut hanya bisa berubah lantaran doa. Yang penting doa tersebut di atas tidak boleh dan hendaknya dihindarkan serta barangsiapa yang mendengar doa seperti itu sebaiknya menasehatinya. [Liqa' Babul Maftuh 5/45-46]

Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu berdoa
berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yanag artinya ," Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam". [Al-Haitsami, kitab Majma' Az-Zawaid. Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata : Sanadnya Jayyid (bagus) dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601].

Imam Manawi berkata bahwa yang dimaksud dengan 'Ajazu an-naasi adalah orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan Min 'ajzin 'an ad-dua'i adalah lemah memohon kepada Allah terlebih pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.[Faidhul Qadir 1/556].

Ancaman bagi hamba yang meninggalkan berdoa
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan berdoa, barangsiapa yang meninggalkan doa berarti menentang perintah Allah dan barangsiapa yang melaksanakan berarti telah memenuhi perintah-Nya.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya ,": Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". [Qs. Al-Baqarah : 186].

Syaikh Sa'di mengatakan bahwa ayat di atas sebagai jawaban atas pertanyaan para sahabat kepada Nabi SAW, mereka bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Allah dekat sehingga kami memohon dengan berbisik-bisik ataukah Dia jauh sehingga kami memanggil-Nya dengan berteriak ? Maka turunlah ayat Allah. [Tafsir At-Thabari dan didhaifkan oleh Imam Ahmad 3/481].

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat". Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan terhadap sesuatu yang tersembunyi, rahasia dan mengetahui perubahan pandangan mata serta isi hati. Allah juga dekat dengan hamba-Nya yang meminta dan selalu sanggup mengabulkan permintaan. Maka Allah berfirman : "Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku".

Doa adalah dua macam yaitu doa ibadah dan doa permohonan. Kedekatan Allah dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu ; kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada mereka.

Barangsiapa yang berdoa kepada Allah dengan hati yang khusyu' dan berdoa sesuai dengan aturan syariat serta tidak ada penghalang diterima doa tersebut seperti makan makanan yang haram atau semisalnya, maka Allah berjanji akan mengabulkan permohonan tersebut. Apalagi bila disertai hal-hal yang menyebabkan terkabulnya doa seperti memenuhi perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya baik secara ucapan maupun perbuatan dan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Maka Allah berfirman : "Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hedaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".

Artinya orang yang berdoa akan berada dalam kebenaran yaitu mendapatkan hidayah untuk beriman dan berbuat amal shalih serta terhindar dari kejahatan dan kekejian. [Tafsir As-Sa'di 1/224-225].

Imam Zarkasi berkata bahwa konsentrasi dalam berdoa serta menunjukkan sikap rendah, tunduk, penghambaan dan merasa membutuhkan Allah adalah merupakan ibadah yang paling agung bahkan demikian itu menjadi syarat sahnya ibadah.
Allah berjanji akan memberikan pahala orang yang berdoa, meskipun tidak dikabulkan doanya.

Berdoa adalah menyibukkan diri untuk mengingat Allah sehingga timbul dalam hati rasa pengagungan terhadap kebesaran Allah dan ingin kembali kepada-Nya berhenti dari maksiat. Dengan sering mengetuk pintu mempunyai maka suatu ketika pasti memasukinya , sehingga ada pepatah bahwa barangsiapa yang sering mengetuk pintu, maka suatu saat akan diberi izin masuk sehingga dikatakan :"Diberi kesempatan berdoa lebih baik daripada diberi sesuatu".

Banyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah,
sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam, yang artinya ,"Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]

sebagaimana firman Allah tentang Nabi Zakaria 'AS, yang artinya ," Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4) Al-Azhiyah fi Ahkamil Ad'iyah hal. 38-42].

Sebagian orang hanya berdoa sekali atau dua kali dan setelah merasa tidak dikabulkan, lalu berhenti berdoa. Jelas tindakan seperti itu adalah tindakan yang keliru bahkan dia harus terus menerus mengulangi doanya hingga Allah mengabulkannya.

Dari Abu Hurairah ra hwasanya Nabi SAW bersabda, yang artinya ," Do'a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : " Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa". [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Do'a 4/87].

Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Syarh Shahih Muslim 17/52].
Maka seharusnya seorang hamba harus terus berdoa dan tidak boleh bosan serta merasa tidak dikabulkan doanya. Dalam ucapan : "Saya berdoa berkali-kali tetapi tidak dikabulkan".
Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa Syaikh Al-Qari berkata : "Yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah tidak melihat hasil doa saya. Terkadang merasa doanya lambat dikabulkan atau putus asa dari berdoa dan keduanya tercela.
Perlu diketahui, ada waktu tertentu untuk terkabulnya doa, sebagaimana yang diriwayatkan bahwa doa Musa dan Harun agar Fir'aun dihancurkan oleh Allah baru terkabul setelah empat puluh tahun. Adapun berputus asa dari rahmat Allah tidak akan terjadi kecuali atas orang-orang kafir". [Mura'atul Mafatih 7/348].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa di dalam hadits di atas terdapat etika berdoa yaitu terus mengajukan permohonan dan tidak berputus asa dalam berdoa sebab demikian itu merupakan bagian dari sikap ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah serta merasa membutuhkan Allah, oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata : "Kami lebih takut dihalangi untuk berdoa daripada dihalangi terkabulnya doa".

Imam Ad-Dawudi berkata : "Dikhawatirkan orang yang mengatakan bahwa dia selalu berdoa tetapi tidak dikabulkan maka doanya benar-benar tidak dikabulkan, atau benar-benar tidak dikabulkan penangguhan siksa akhirat atau pengampunan dosa-dosanya".

Imam Ibnul Jauzi berkata : "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin tidak mungkin ditolak, boleh jadi ditunda pengkabulannya lebih baik atau digantikan sesuatu yang lebih maslahat dari pada yang diminta baik di dunia atau di akhirat. Sebaiknya seorang hamba tidak meninggalkan berdoa kepada Rabbnya sebab doa adalah ibadah yaitu ibadah penyerahan dan ketundukan kepada Allah". [Fathul Bari 7/348 ]

Dari Aisyah ra berkata : "Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terkena sihir orang Yahudi bernama Lubaid bin A'sham, beliau berkata sehingga seakan-akan Rasulullah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya hingga pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa kemudian berdoa dan terus berdoa". [Shahih Muslim, kitab Salam bab Sihir 7/14]
Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menekankan kepada setiap hamba tatkala tertimpa bencana atau musibah untuk memperbanyak doa dan terus berserah diri kepada Allah. [Syarh Shahih Muslim 7/14].

Dari Ali bin Abu Thalib raberkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan membaca : Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]

Dari Ubadah bin Shamit ra bahwasanya Rasulullah SAWbersabda, yang artinya ," Tidak ada seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata : Jikalau begitu saya akan memperbanyak (doa). Beliau bersabda : '"Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul bari 11/98].

Saudaraku , yakinlah bahwa Allah mudah mengubah semuanya, mudah menjadikan kesempitan menjadi lapang, dari kekurangan menjaadi berkecukupan. Allah Maha Kaya dan Maha Pemurah, Dia-lah Meha Menguasai segala sesuatu, semua yang terjadi di alam semesta ini adalah karena kehendak-Nya.

Sungguh sayang bila kita tidak menyandarkan segala kesulitan kita kepada Allah. Bahkan enggan meminta kepada-Nya, atau lalai berdoa agar masalah terpecahkan
Sungguh doa dapat menjadikan sesutu yang awalnya terlihat mustahil menjadi benar-benar kenyataan.

Segala puji bagi Allah, yang mendengar semua doa, mengampuni segala kekeliruan, meluruskan keteledoran.


Allahu a'lam

sumber : Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 37-42, Darul Haq, pent Zaenal Abidin, Lc. Min 'aja'ib ad du'a , Khalid bin sulaiman Ar-Rib'i

Tips naruh kendaraan dlm waktu lama

Bila anda ingin meninggalkan mobil anda di garasi dalam periode waktu lama, mungkin sebulan atau lebih. Mungkin juga karena liburan lebaran, atau karena anda sering dinas luar daerah atau alasan lainnya. Ada Beberapa tips yang bisa anda terapkan agar mobil anda agar tetap prima kondisinya.
Semoga bermanfaat ,
1. Cabut kabel aki mobil anda. Bila mencabut kabel, mulailah dulu kabel negatif baru cabut kabel positif. Bila memasang kembali dahulukan pasang kabel positif. Mencopot aki saat tidak dipakai dalam waktu lama, akan memperlama masa pakai aki. Untuk lebih memperkecil resiko mobil dicuri saat anda bepergian, maka titipkanlah aki tersebut di tetangga kepercayaan anda. Karena umumnya pencuri tidak membawa aki cadangan pada saat beraksi untuk mencuri mobil.

2. Bebaskan rem parkir. Bila rem parkir anda aktif, berarti kampas rem mobil anda ada kontak dengan piringan. Iklim tropis cenderung menimbulkan karat , bisa menyebabkan sistem rem macet karena sistem rem menjadi lengket.
3. Jika mobil anda matik, sebaiknya posisikan di “P” , sehingga mobil tertahan sistem transmisi tanpa harus mengaktifkan rem parkir.
4. Tekanan ban mobil anda sebaiknya ditambah hingga 3,5 psi, untuk antisipasi berkurangnya tekanan angin.

5. Turunkan ban cadangan atau benda-benda yang memperberat beban mobil anda, taruh saja diluar mobil anda.
6. Saat mobil dibiarkan lebih dari kurun waktu 6 bulan . minyak rem-pun perlu diganti. Karena biasanya minyak rem akan terkontaminasi oleh udara yang mengandung uap air.
7. Akan lebih baik jika anda gunakan jack stand di keempat roda.
8. jika mobil dibiarkan sampai 12 bulan, maka oli mesin dan saringan oli harus diganti ketika mesin dalam suhu kerja.
9. kunjungi bengkel anda untuk pengecekan lebih lanjut.

Semoga bermanfaat

Allahu a'lam

Sumber : auto Bild

Minggu, 22 Agustus 2010

Ahli ibadah yg jadi hina

Imam Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub, meriwayatkan, bahwa ada makhluk yang dulunya cemerlang, tampan, bersayap empat, ahli ibadah, menjadi kebanggaan para malaikat. Didunia ia dijuluki ‘Abid (Ahli ibadah), dilangit ke-2 dijuluki Zahid (ahli zuhud), dilangit ke-3 dijuluki Al A’rif (ahli makrifat), dilangit ke-4 dijuluki Al Waali (kekasih), Dilangit ke-5 dijuluki At Taqoo (Ahli taqwa), dilangit ke-6 dijuluki Al Khoozin (bendahara), dilangit ke-7 dijuluki ‘Azaaziil .
Karena lalai akan perintah Allah, sebagaimana firman Allah, yang artinya: " Allah berfirman “ Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: 'Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (Qs. Al A'raaf 12).
Firman Allah , yang artinya : "Allah berfirman: 'Turunlah kamu dari Surga itu; karena kamu tidak sepatunya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." (Qs. Al A'raaf : 13) .
Sejak itu dia menjadi makhluk paling dilaknat (hina) , karena tidak mentaati perintah Allah. Lalu bagaimana kita,masihkah kita memandang rendah orang lain?

Iblis berpikir bahwa dirinya lebih mulia dari Adam. Iblis masih berdiri , sementara para malaikat lainnya mentaati perintah Allah untuk sujud (hormat) kepada Adam. Ketika para malaikat bangkit dari sujudnya, iblis tetap berdiri.
Malaikat melakukan sujud yang kedua sebagai sujud syukur karena telah mentaati perintah Allah. Iblis masih tetap berdiri tanpa perasaan menyesal.

Allah berfirman, yang artinya ," Wahai iblis , apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyomobingkan diri atau kamu (merasa ) termasuk golongan yang lebih tinggi? ".
iblis menjawab,' aku lebih baik daripadanya, karena Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tana".
Allagh berfirman, yang artinya ," Kalau begitu keluarlah kamu dari surge! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk ". (Qs Sad : 75-77).

Dalam Mukasyafatul Qulub, diriwayatkan bahwa Allah langsung mengubah bentuk iblis yang semula indah menjadi berwajah babi hutan, kepalanya seperti unta, dadanya seperti punuk unta besar, wajahnya antara dada dan kepala seperti kera, kedua matanya melotot seluas wajahnya, bibirnya seperti bibir lembu, taringnya seperti babi hutan dan janggutnya ditumbuhi tujuh helai rambut. Dan Allah mengusirnya dari surga, dari langit, dari bumi dan dari semua wilayah. Ia tidak bisa masuk bumi kecuali secara bersembunyi dan menjadi makhluk terlaknat sampai hari kiamat. Surga bukanlah tempat bagi orang yang dalam hatinya kena penyakit kesombongan dan berbangga diri.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tidak akan masuk surga orang yang hatinya terdapat kesombongan ,”

Sungguh iblis telah terjangkiti sifat ujub, dia membanggakan dirinya karena merasa bahwa bahan dia diciptakan dari bahan-bahan yang lebih baik dan membanggakan amal-amalannya yang terdahulu. Sehingga dia terjerumus dalam perangkap nafsu kesombongan diri dan membanggakan diri.
Rasulullah juga mendifinisikan sifat sombong, sebagaimana sabdanya, yang artinya ,” Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia “. (Hr Muslim).

Jadi tidaklah merasa sombong kecuali yang menganggap dirinya itu besar. Dan tidak ada orang bersifat demikian, kecuali meyakini bahwa dirinya mempunyai satu sifat dari sifat-sifat kesempurnaan yang akan melebihkan dirinya daripada orang lain.
Virus kesombongan bisa cepat masuk kepada kaum alim atau para ahli ilmu yang tidak mau memberikan cahaya taufik dari ilmu itu kepada lainnya. Sehingga ia merasa dirinya lebih besar dan akhirnya meremehkan manusia lainnya. Dia memandang dirinya lebih utama di sisi Allah daripada orang lain, seperti yang dilakukan iblis.


Firman Allah, yang artinya, “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus ,” (Qs. Al Bayyinah : 5)

Firman Allah, yang artinya ,” Demikianlah akherat, Kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak membuat kerusakan di muka bumi … “ (Qs. Al-Qashash : 83)

Iblis telah membinasakan dirinya sendiri kedalam jurang kehinaan, sebagaimana Rasulullah bersabda, “ Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri ,” (Hr Baihaqi).

Imam Nawawi dalam Syarah Arbi’in 10, menyatakan bahwa siapa yang ujub dengan amalannya , maka amalnya akan terhapus, demikian juga orang yang sombong, amalnya akan terhapus. Dan ujub adalah penyakit yang menghapuskan amallan kebaikan seorang hamba.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, yang artinya “Jika seorang berkata karena sombong. Celakalah manusia. Maka ia akan menjadi paling binasa “.(Hr.Muslim)

Karena kesombongan yang berawal dari perasaan merasa lebih atas orang lain, yang selanjutnya memunculkan sikap takabur, dan dari sana lalu timbul sikap gampang menganggap rendah orang lain , dan inilah awal dari kehancuran dirinya.

Saudaraku, mari kita selalu memohon perlindungan dari Allah sehingga terhidarkan dari sifat-sifat ujub dan kesombongan. Janganlah kita terperosok sehingga mengulangi kesalahan yang telah dibuat iblis.

Allahu a’lam
Sumber : Mukasyafatul qulub, Imam Ghazali , dll.

Kamis, 12 Agustus 2010

Kemuliaan menanam pohon

Rasulullah bersabda, yang artinya “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” (HR. Al-Bukhary, AL-Muzaro'ah,2320 dan Muslim ,Al-Musaqoh,3950).
Ada rahasia indah dibalik sabda Rasulullah ?
Saudaraku, bahwa satu pohon bisa menghasilkan 1,2 kg oksigen/ hari, dimana seorang dewasa perlu 0,5 kg oksigen/hari. Itulah mengapa menaman pohon sangat bermanfaat dan mendapat nilai di sisi Allah. Kita dapat merasakan kemuliaan perbuatan menamam pohon, sebagaimana Rasulullah bersabda ,
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَبِيَدِ‏‎ ‎أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنْ‏‎ ‎اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى‎ ‎يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ
“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang di antara kalian terdapat bibit pohon (korma); jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” (HR. Ahmad ,Al-Musnad,3/183,184,191, Ath-Thoyalisiy,Al-Musnad,2068, Al-Bukhary ,Al-Adab Al-Mufrod,479. Dishahihkan Syaikh Al-Albaniy ,Ash-Shohihah,9)

Ulama hadits , Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy, menyatakan bahwa, “Tak ada sesuatu (yakni, dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam sebagaimana dalam hadits-hadits yang mulia ini, terlebih lagi hadits yang terakhir di antaranya, karena di dalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia. Maka pahalanya terus mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai hari kiamat.” (Al-Ahadits Ash-Shohihah,1/1/38)


Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda dalam sebuah yang shohih,


لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى‎ ‎تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا‎ ‎وَأَنْهَارًا

“Tak akan tegak hari kiamat sampai tanah Arab menjadi tanah subur dan sungai-sungai. ” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/370 & 417), dan Muslim dalam Kitab Ash-Shodaqoh (2336)]

Ketika para sahabat mendengarkan hadits-hadits ini, maka mereka berlomba-lomba dan saling mendorong untuk melakukan penghijauan dilingkungannya ini, karena ingin mendapatkan keutamaan dari Allah -Azza wa Jalla. Rasulullah tidak mungkin meme-rintahkan suatu perkara kepada umatnya dalam kondisi yang genting dan sempit seperti itu, kecuali karena perkara itu amat penting dan besar manfaatnya bagi seorang manusia.

Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”
Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”
Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dgn tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]

Amer bin Dinar berkata, “Amer bin Al-Ash pernah masuk ke dalam suatu kebun miliknya di Tho’if yang dinamai dengan “Al-Wahthu”. Di dalamnya terdapat satu juta batang kayu. Beliau telah membeli setiap kayu dengan harga satu dirham. Maksudnya, beliau menegakkan dengannya (setiap) batang-batang anggur.” [HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (46/182)]
Saudaraku , inilah kemuliaan perbuatan sahabat Amer bin Al-Ash yang berani berkorban demi memelihara tanaman-tanaman yang terdapat dalam kebunnya. Semua ini menunjukkan kepada kita tentang semangat para sahabat dalam melaksanakan perintah Rasulullah dalam merawat lingkungan.

Saudaraku menanam pohon bisa bernilai ibadah , dimana bila pohon tersebut berbuah dan buahnya dimakan burung dan manusia maka di hadapan Allah SWT itu bernilai sedekah. Dan perlu anda tahu bahwa oksigen yang dihasilkan pohon itu adalah juga makanan yang dihirup (dimakan) setiap tarikan nafas makhluk Allah.

Diriwayatkan, ada seorang laki-laki bertemu Abu Darda' yang sedang menanam pohon.
Kemudian, laki-laki itu bertanya kepada Abu Darda', ''Hai Abu Darda', mengapa engkau tanam pohon ini, padahal engkau sudah sangat tua, sedangkan pohon ini tidak akan berbuah kecuali sekian tahun lamanya.''
Abu Darda' menjawab, ''Bukankah aku akan memetik pahalanya di samping untuk makanan orang lain?''

Saudaraku, menanam pohon adalah perbuatan mulia, walaupun dilihat sebagai perbuatan yang tidak begitu penting.

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad menyebut cerita seorang sahabat Rasulullah SAW, ''Saya mendengar Rasulullah SAW membisikkan pada telingaku ini, 'Siapa menanam sebuah pohon kemudian dengan tekun memeliharanya dan mengurus-nya hingga berbuah, maka sesungguhnya baginya pada tiap-tiap sesuatu yang dimakan dari buahnya merupakan sedekah di sisi Allah SWT'.'' (HR Ahmad).

Dari Jabir bin Abdullah ra , bahwa Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)

Saudaraku, hamba yang beriman , menanam pohon tak akan pernah rugi di sisi Allah Azza wa Jalla, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Pohon yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].

Manusia sebagai pengemban kekhilafahan di muka bumi harus mengerti eksistensi pohon. Sebagai penunjang kehidupan, pohon diamanahi Allah SWT mengatur siklus air, menyimpannya dalam pori-pori akar yang kokoh. Menghindarkan manusia dari bencana longsor dan banjir. Kehadiran pohon berguna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Buahnya lezat dimakan dan batangnya dimanfaatkan untuk membangun rumah. Daunnya untuk makanan ternak.

Melalui mekanisme hujan, pohon yang ditanam manusia tumbuh. Dan dengan itu Allah menumbuhkan buah-buahan dari pohon yang kita tanam sebagai rezeki bagi manusia.

Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya ''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).

Bahkan tuntunan memelihara pohon juga berlaku saat terjadi peperangan . Nabi Muhammad SAW berkal-kali berpesan kepada para sahabat, bahwa dalam peperangan janganlah kalian membunuh wanita, anak-anak, dan jangan menebang/merusak tanaman (pohon).

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy , berkata menjelaskan faedah-faedah dari hadits -hadit mulia itu,bahwa “Di dalam hadits-hadits ini terdapat keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama pohon dan tanaman itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat masih ada…., dan bahwa seorang manusia akan diberi pahala atas sesuatu yang dicuri dari hartanya, atau dirusak oleh hewan, atau burung atau sejenisnya. ” [Al-Minhaj (10/457) oleh An-Nawawiy, cet. Dar Al-Ma'rifah, 1420 H]

Pahala sedekah yang dijanjikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits-hadits ini akan diraih oleh orang yang menanam, walapun ia tidak meniatkan tanaman-nya yang diambil atau dirusak orang dan hewan sebagai sedekah.

Al-Hafizh Abdur Rahman Ibnu Rajab Al-Baghdadiy berkata, “Lahiriah hadits-hadits ini seluruhnya menunjukkan bahwa perkara-perkara ini merupakan sedekah yang akan diberi ganjaran pahala bagi orang yang menanamnya, tanpa perlu maksud dan niat.” [ Iqozh Al-Himam Al-Muntaqo min Jami' Al-Ulum wa Al-Hikam (hal. 360) oleh Salim Al-Hilaliy, cet. Dar Ibn Al-Jauziy, 1419 H]

Menanam, memelihara pohon bahkan menghijaukan lingkungan merupakan amalan mulia yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.

Menjadi petani adalah sebuah profesi yang mulia. Mulia karena petani memberi manfaat bagi orang lain dengan menyediakan bahan makanan untuk mereka. Bahkan makhluk Alloh azza wa jalla seperti hewan herbivora, karnivora dan pengurai pun mendapat manfaat dari aktivitas pertanian yang dilakukan petani.
Dan kemulian petani akan bertambah apabila dia adalah seorang muslim. Karena dia mendapatkan ganjaran dan pahala yang berlimpah dari aktivitas pertanianannya. Jadi kemulian yang dia dapat bukan hanya di dunia ini saja tetapi juga di akhirat.

Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

فَلاَ يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَ لاَ دَابَّةٌ وَ لاَ طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))
.
Syaikh Saliem bin ‘Ied Al-Hilali menyatakan bahwa hadits tersebut menunjukkan perintah menanam pepohonan dan tumbuhan lainnya, serta keutamaan mengolah (membuat produktif) bumi dan hal itu termasuk amalan yang pahalanya tidak berhenti. Hadits-hadits juga menunjukkan agar berusaha untuk memberi manfa’at kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta mempermudah urusan dan memenuhi seluruh kebutuhan mereka.
Saudaraku, bahwasanya perbuatan yang mempunyai manfaat dan maslahat kemudian manusia atau hewan mengambil manfaat darinya maka kebaikan bagi pelakunya jika dia tidak meniatkan, dan jika diniatkan maka bertambahlah kebaikan itu dengan kebaikan lagi, dan Allah memberinya keutamaan yaitu berupa pahala yang banyak.

Mengapakah hasil tanaman yang ditanam itu merupakan sedekah?
Ini sesuai dengan kaidah agama yaitu kaidah bahwa seseorang tidak akan memperoleh kebaikan (pahala) kecuali atas hasil usahanya sendiri, demikian juga sebaliknya seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Maka kalau kita perhatikan tanaman kita merupakan hasil usaha yang baik yang akan menjadi sedekah walaupun dimakan atau diambil tanpa seizin kita.

Seperti seseorang menanam sebuah pohon atau tanaman, maka apa saja yang dimakan dari buah pohon tersebut atau tanaman tersebut yang ditanam, baik dengan seizin pemiliknya atau dicuri, baik (dimakan) oleh manusia atau hewan niscaya pemiliknya atau yang menanamnya tetap akan memperoleh pahala .
Sesungguhnya tanaman yang dicuri atau dirusak ataupun juga dimakan hewan merupakan hasil usaha dari petani maka pantas lah kalau dia mendapat pahala dari tanaman yang luput dari tangannya (tidak bisa dia panen).

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy - berkata bahwa faedah-faedah dari hadits yang mulia ini, "Di dalam hadits-hadits ini terdapat keutamaan menanam pohon (tanaman) , bahwa pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama pohon (tanaman) itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat masih ada.. [ Al-Minhaj (10/457) oleh An-Nawawiy, Dar Al-Ma'rifah, 1420 H]

Saudaraku, semoga kita mendapat keberkahan dan kemudahan dari Allah , sehingga bisa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi kebaikan. Amin

Allahu a'lam

Sumber kutipan :
1. Buletin Tauhid edisi 121 Tahun II.
2. Menanti Buah Hati dan Hadiah untuk yang Dinanti oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat.
3. Shahihul Bukhari , Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari. Darul Fikr: Bairut, Libanon.
4. Riyadhush Shalihin. , Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf An-Nawawi. Darul Fikr: Bairut, Libanon.
5. Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhish Shalihin,Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Dar Ibnul Jauzi: Dammam, Saudi Arabia.
6. Syarhu Riyadhish Shalihin Libnil Utsaimin,Maktabah Ibnu Jarir.

Selasa, 10 Agustus 2010

Kegagalan adalah awal segalanya

Hampir semua orang tidak suka menghadapi kegagalan, kita lebih senang bila semua berjalan dengan lancar dan menikmati sukses demi sukses. Tapi realitanya kita harus mengalami hal yang tidak kita suka, kegagalan, persoalan, semua hal tersebut bisa membuat kita menjadi depresi. Seringkali kegagalan atau persoalan sedang menghujani bisnis kita, karir kita, atau kegiatan kita maka kita melihat hal tersebut sebagai sebuah kehancuran, “ apakah ini awal dari kehancuran kita.” Apalagi kalau kita sudah berusaha keras untuk bertahan, tapi bukan tambah baik, tetapi justru semakin hancur, pikiran tersebut pasti sangat mengganggu.
Seorang pakar, Dave Anderson, menyatakan bahwa Kegagalan sebenarnya adalah suatu tanda akan kesuksesan yang sedang anda kerjakan.
Ketika seseorang akhirnya kalah (gagal) dalam suatu kompetisi, ini menunjukkan seberapa jauh ia telah berusaha. Kegagalan ini menjadi titik awal dari usaha-usaha selanjutnya. Dan ini membuktikan bahwa kegagalan itu bukanlah akhir.

Marilah kita lihat, seorang bayi yang ingin belajar berjalan. Pertama kali yang dia alamai adalah jatuh, usaha lagi , jatuh lagi dan gagal. Namun kegagalan ini dianggapnya sebagai suatu permulaan, sehingga ia terus berusaha berjalan meskipun beberapa kali ia jatuh juga.
Bila sang bayi menganggap kejatuhannya merupakan akhir dari segalanya, maka ia tidak punya kemauan lagi untuk merjalan. Dan selamanya bayi itu tidak akan bisa berjalan.

Atau coba kita ingat ketika pertama kali kita belajar untuk bisa bersepeda.

Berapa kali kita jatuh?

Sherman Finesilver, menyatakan bahwa anda telah banyak kali gagal , meskipun anda tidak ingat. Anda jatuh pertama kali sebagai usaha anda untuk berjalan. Anda hamper selalu tenggelam saat pertama kali anda mencoba berenang…jangan kuatir dengan kegagalan. Saran saya pada anda, yang anda khawatirkan adalah peluang-peluang yang anda lewatkan cengan cara anda tidak mencobanya”.

Suatu ketiak pesawat-pesawat NAZI Jerman mulai menghujani kota London dengan bom-bom di awal PDII . Sir Winston Churchill, di tengah maraknya pemboman , berkata kepada masyarakat London dalam siaran radionya bahwa , “Ini bukanlah kesudahannya. Bahkan ini bukanlah awal dari kesudahan tersebut. Tetapi, mungkin sekali, ini adalah kesudahan dari suatu permulaan tersebut.”

Churchill tidak melihat serangan tersebut sebagai awal dari kehancuran Inggris, tetapi sebaliknya justru dia melihat hal tersebut sebagai akhir dari kekalahan pasukan pasukan Nazi. Terbukti beberapa waktu kemudian, pesawat UA Inggris (RAF) menghujani bom ke kota Berlin Jerman, sebagai upaya untuk mengakhiri perang PD II.
Dalam kehidupan ini tidak ada satu pun manusia yang selalu dirudung kegagalan dan tidak ada manusia yang selalu sukses.
Dalam sebuah kesempatan yang lain, Winston Churchill mengatakan “Kesuksesan adalah berpindah dari suatu kegagalan ke kegagalan yang lain tanpa kehilangan antusiasme.”

Saudaraku, pembelajar sejati, adalah orang yang menganggap kegagalan adalah bagian dari proses pembelajarannya. Dan tidak menganggap kegagalan sebagai suatu kesalahan. Ia tidak menyalahkan dirinya karena ia gagal.

Kegagalan adalah anugerah yang luar biasa dari Allah, oleh karenanya itu ia dapat memanfaatkannya untuk terus tumbuh, berkembang dan terus belajar tiada henti. Seorang bijak menyatakan,’kita jauh lebih banyak belajar dari kegagalan daripada dari kesuksesan.’

Budayawan, Gde Prama menyatakan,’kegagalan membuat kita berubah dan kemudian berusaha lagi. Dan keberhasilan yang dicapai seseorang dapat menjadian ia dalam posisi sebuah kegagalan permanen. Dengan keberhasilannya , seseorang dapat mencapai karier dengan pesat, atau bahkan bergelimang harta. Dimana karena benda-benda itulah ia menjadi terikat dan terpenjara.

Saudaraku , sungguh benar satu hadits bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ," Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu :
- Kekikiran yang ditaati,
- hawa nafsu yang diikuti
- serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri". [Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam kitab At-Targhib wa Tarhib 1/162 yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dibenarkan oleh Al-Albany].


Allahu a’lam
Sumber : Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji , www.transformationoflife.org, Yusran Pora –gagal itu indah,

Senin, 09 Agustus 2010

Tips mudah qiyamullail

Dari Salman al-Farisy berkata bahwa Rasulullah prnah bersabda, yang artinya ,” Hendaklah kalian menunaikan qiyamullail, karena qiyamullail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian yang bisa mendekatkan kalian pada Rabb kalian,pelebur kesalahan, penghalang dari dosa dan penyembuh penyakit dari tubuh “, (Hr Imam Ahmad dan tirmidzi).
Saudaraku bagi kita yang ingin menggapai mansilah (kedudukan) ini ,maka perlu menempuh upaya-upaya yang bisa meringankan untuk melaksanakan qiyamullaill.
Begitu agungnya ibada ini, dalam Al-Manhaj al Harakii li as-Siirah An Nabawiyah, disebutkan bahwa Qiyamullail pada mulanya adalah diwajibkan pada saat awal mula risalah. Ibadah ini adalah dasar latihan-latihan ketat nan disiplin agar selalu taat kepada Allah, melatih jiwa agar selalu condong kepada Allah, melatih jiwa untuk merendahkan diri kepada Allah serta melatih jiwa agar selalu berdoa dengan sepenuh hati.

Saudaraku, beribadah kepada Allah adalah obat paling mujarab dalam menghadapi setiap persoalan dalam kehidupan ini, keaatan akan melatih kesabaran baik dalam hal menerima ketetapan Allah dan dalam menghadapi penderitaan dan dalam menepis kehinaan. Sebagian ulama berkata, bahwa didunia ini tida waktu yang menyerupai kenikmatan para penghuni surga kecuali kenikmatan yang didapat oleh orang-orang yang hatinya terbujuk oleh malam karena nikmta dan manisnya bermunajat.

Imam Ghazali , memberikan tips-tipsnya agar kita lebih mudah dalam menegakkan ibadah agung ini :
1. Jangan banyak makan hingga menyebabkan berat untuk bangun malam.
2. Jangan habiskan seluruh energi untuk serangkaian kegiatan yang tidak berguna di siang hari.
3. Jangan tinggalkan qilulah (tidur sebentar) disiang hari, karena merupakan sunnah yang dapat membantu qiyamullail.
4. Hindari perbuatan maksiat (dosa) dan berdusta, karena hal ini akan menyebabkan hati menjadi keras, yang akan mengahalangi kita dari sumber rahmat.
5. Membersihkan hati dari perbuatan dengki, bid’ah, khurafat, karena dapat menyebabkan seorang hamba berpaling dari ketaatan kepada Allah.
6. Memperpendek angan-angan, serta serta memupuk rasa takut akan perbuatan maksiat.

Saudaraku, inilah gambaran hati yang selalu hidup, yang penuh dengan rasa khauf , hati yang selalu berzikir dan tak pernah melupakan-Nya. Hati yang selalu ingat akan perbuatan-perbuatan dosa yang pernah diperbuat. Ini adalah potret hamba yang sarat dengan cahaya dan ketundukan kepada Allah sehingga dapat merasakan benar keagungan-Nya. Sungguh harta yang sangat berharga yang dihasilkan dari jamiah malam sebagaimana yang dikehendaki Allah. Madrasah malam hari adalah surga bagi hamba-hamba dalam mihrabnya, dan jannah bagi hamba-hamba yang merasakan nikmatnya bermunajat , dalam keheningan dan kedekatan yang ada dalam shalat.

Ketika menghadap bersujud kepada Allah, maka jiwa akan menjadi semakin bersih dan perasaan pun akan melambung tinggi. Ditengah malam yang hening, begitu indah ber-munajad dihadapan-Nya. Saat itulah ada kekhusyukan untuk mengingat dan merasakan cinta-Nya.Qiyamullail merupakan madrasah sejati, yang hanya padanya iman menjadi bersih .
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sungguh di sebagian malam ada satu saat yang tidak dihabiskan oleh seorang hamba yang muslim dengan meminta suatu kebaikan pada Allah kecuali Allah memberikan kebaikan itu kepadanya ,” (Hr Muslim).

Allahu a’lam
Sumber : Muhammad Abdullah al-Khatib dalam Qiyamullail tajdiidun li ar-Ruuh wa Zaadun li al ’amilin.

Kamis, 05 Agustus 2010

Manusia langit

Uwais Al-Qarni. Seorang sahabat yang tak banyak dikenal. Penampilannya kusam,berdebu, sehingga tampak hina dalam pandangan orang sekitarnya. Bajunya sangat sederhana, sehelai menutup badan dan selembar untuk selendang. Tiada orang yang menghiraukan. Kefaqirannya tampak nyata di penampilannya. Dagu hampir selalu nempel ke dada, wajahnya tertunduk menuju tempat sujud. Suatu ketika , karena iba, seorang hartawan Kuffah bermaksud menghadiahinya pakaian baru. Hadiah diterima namun ia kembalikan lagi , sambil berkata , “bila aku kenakan baju ini ,aku khawatir nanti orang menuduh, ‘Dari mana engkau dapat pakaian ini? Kalau tidak dari meminta-minta pasti dari mencuri’.
Rasulullah SAW, pernah bersabda : "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya."
Rasulullah SAW, memandang Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab dan bersabda, "Suatu saat nanti, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do'a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi".
Saudaraku, siapakah orang ini , apa keistimewaanya, padahal di kesehariaanya tak ada yang menghiraukannya. Namun jika ia bersumpah (berdoa) ‘demi Allah’ pasti terkabul.

Bagi sahabat , Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khatthab, pesan Rasulullah saw. itu menimbulkan teka-teki dan rasa ingin tahu yang sangat . Siapakah sebenarnya Uwais Al-Qarni yang disebut sebagai penghuni langit itu?
“Jangan lalai kalau kalian berjumpa dengan dia, mintalah doa dan istighfar kepadanya. Sebab ia bukan penduduk bumi. Ia salah seorang penghuni langit.” Demikian wasiat Rasulullah. “Perhatikanlah tanda putih di tengah telapak tangannya.”
Mengapa sebegitu seriunya beliau berpesan?

Kemuliaan apa yang dimiliki Uwais Al-Qarni?

Kejadiannya bermula ketika mereka berdua bersama para sahabat lainnya baru kembali dari medan perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah.
Begitu tiba di rumah, Rasulullah segera mendatangi istrinya, Aisyah, dan bertanya, “Apakah ada seseorang dari Yaman yang mencari aku?”
‘Betul ,ya Rasulullah ‘ jawab Aisyah. ‘Ia sengaja berangkat dari Yaman ingin menemuimu. Karena engkau tidak ada dan ia telah berjanji tak kan meninggalkan ibunya terlalu lama, maka buru-buru ia pulang ke Yaman walaupun sudah saya katakan sebentar lagi. Rasulullah akan tiba.’

Ali dan Umar saling keheranan .Jarak dari Yaman ke Madinah terbentang lebih 400 mil. Ia telah datang begitu susah payah. Namun, demi menunaikan janji kepada ibunya ia lebih suka tidak bertemu dengan Nabi daripada membuat ibunya tidak senang hati. Masya AllAh, alangkah agungnya kebaktian Uwais Al-Qarni kepada ibunya.

“Karena pengabdiannya yang begitu tulus kepada ibunya, maka Uwais Al-Qarni diangkat menjadi penghuni langit,” demikianlah sabda Rasulullah saw. Para sahabat termenung menyadari kualitas keimanannya masing-masing.

Waktu terus berjalan , tahun demi tahun berlalu , Rasulullah pun telah wafat, khalifah, Abu Bakar As-Shiddiq, juga telah wafat .
Sampai saat itupun , Umar bin Khatthab masih terus mencari-mencari kesempatan agar dapat menjumpai Uwais Al-Qarni.

Berdua dengan Ali bin Abi Thalib, tiap kali ada kafilah dari Yaman, mereka selalu bertanya apakah ada Uwais Al-Qarni terdapat di antara rombongannya. Begitu sering mereka menanyakan Uwais Al-Qarni kepada kafilah yang lalu lalang antara Yaman dan Hijaz, sampai orang Yaman sangat keheranan.

Bagi mereka , Uwais Al-Qarni hanyalah seorang fakir penggembala ternah. Ia tidak mempunyai keistimewaan apa-apa. Tetapi, mengapa khalifah bersemnagat mencarinya?

Akhirnya keinginan Umar bin Khatthab dan Ali bin Abi Thalib baru terpenuhi sesudah mendapat kabar kedatangan kafilah dari Yaman yang singgah di Madinah dalam perjalanan menuju ke Syam.
Kepada kafilah , Umar bertanya, “Adakah di antara pelayan Saudara seorang bijak bernama Uwais Al-Qarni?”
Orang itu menjawab, “Memang nama itu terdapat dalam rombongan kami. Tetapi ia bukan orang bijak. Ia hanya pelayan paling bawah yang bertugas mengurusi unta-unta kami.”

Tanpa membuang waktu lagi, Umar dan Ali pergi ketempat yang ditunjukkan pimpinan kafilah tadi. Tiba di kemah orang yang dicari-carinya itu, Umar mengucapkan salam. Tidak ada jawaban dari dalam karena Uwais sedang mengerjakan shalat sunnah.

Sesudah selesai , barulah Uwais keluar dari kemahnya dan mengulurkan tangan. Dengan serta merta disambut hangat oleh kedua sahabat besar tersebut. Oleh Umar tangan Uwais dibalikkan untuk dapat melihat telapak tangannya. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah. Terdapat sebuah tanda putih di telapak tangan Uwais. Dan begitu tanda putih tersebut terlihat nyata, mendadak wajah Uwais bersinar gemerlapan.

Umar pun bertanya untuk menegaskan rasa ingin tahunya, “Siapakah Saudara?”
Uwais menjawab ringan, “Saya? Hanyalah hamba Allah (Abdullah),”
Umar dan Ali tersenyum, “Kami pun Abdullah, hamba Allah. Maksud kami, siapakah nama Saudara sebenarnya ?”
Dijawabnya “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah dahulu , Khalifah Umar ra dan Sayyidina Ali kemudian meminta Uwais mendo’akan mereka.
Uwais menghindar, “Saya yang sebenarnya lebih pantas meminta do’a tuan berdua”.
Mengingat sudah disabdakan Nabi saw maka dua Sahabat ra ini mendesak, “Kami berdua datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari Anda”.

Akhirnya Uwais al-Qorni mengangkat dua tangan, berdo’a dan bacakan istighfar bagi keduanya.
Kemudian saat Khalifah hendak mensedekahkan dirham untuk kesejahteraan Uwais.
Tapi Uwais al-Qarni menolaknya , dan memohon, ‘ Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir hina ini tidak diketahui orang lagi". Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.

Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais, dan bercerita bahwa suatu ketika kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang. Tiba-tiba datanglah angin topan dan air laut bergolak hebat . Hempasan ombak menghantam kapal hingga oleng kesana kemari. Kami jadi sangat ketakutan .

Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Namun , lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air.
Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. "Wahai waliyullah," Tolonglah kami!" tetapi lelaki itu tidak menoleh.
Lalu kami berseru lagi, "Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!" Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata,
"Apa yang terjadi ?"
"Tidakkah tuan melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak?" tanya kami.
"Dekatkanlah diri kalian pada Allah!" katanya.
"Kami telah melakukannya."
"Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!"

Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih.
Demi Allah, sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut.
Lalu orang itu berkata pada kami ,"Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat". "Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? "Tanya kami.
"Uwais al-Qorni". Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada dikapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir."
"Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" tanyanya.
"tentu ,tuan "jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo'a.
Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.
Benar sabda Rasulullah, bahwa dia adalah penghuni langit, seorang sahabat yang sangat sederhana, dilupakan dan diremehkan orang-orang sekitarnya. Namun para makhluk penghuni langit menghormatinya, karena ketaqwaan dan kezuhudan-nya kepada Allah, kesederhanaanya serta karena baktinya kepada ibunya.

Allahu a’lam
Sumber : dikutip secara bebas dari beberapa sumber bacaan.

Rabu, 04 Agustus 2010

berbangga diri

Abdullah bin Mubarak dalam Shifatus Shafwah, menyatakan bahwa jadilah orang yang suka menyembunyikan diri karena tidak menyukai popularitas . Dan jangan mencitrakan diri sebagai orang yang suka menyembunyikan diri, karena justru akan membuat anda terjebak kepada tindakan mengangkat nama diri anda sendiri.
Sebagaimana Ibnu Umar saat mendapati anaknya berpakaian jelek. Lalu dikatakannya , jangan memakai baju ini , sebab pakaian ini adalah pakaian orang yang gila popularitas (At Tawadhu’ wal khumul).
Berbangga diri bisa berupa membanggakan amal ibadah yang telah diperbuat, sehingga menganggapnya sebagai suatu prestasi dari kerja kerasnya dalam beribadah. Hamba tsb merasa telah memberikan sesuatu kepada Allah SWT. Padahal sebenarnya dia lupa, bahwa semuanya adalah semata-mata karunia Allah sehingga membuatnya bisa melakukan amal-amal ibadah itu.

Hanya orang yang khawatir bahwa amal ibadahnya ditolak oleh Allah , yang peduli untuk memperhatikan dan terus memperbaiki kualitas amal ibadahnya. Sementara orang yang merasa puas dan berbangga hati dengan amal ibadahnya, akan lalai dalam mengoreksi kualitas amalannya.

Ali bin abi thalob ra, pernah berkata, ‘ tutupilah dirimu, jangan mempopulerkannya. Jangan mengangkat dirimu supaya disebut atau dikenal. Banyak-banyaklah menutup mulut , maka anda akan selamat. Orang-orang baik akan gembira,’
Abu Mushir dalam At Tawadhu’ wal Khumul, menyatakan bahwa sesuatu yang membuat diri ini termasuk orang-orang yang celaka adalah karena diri ini termasuk orang-orang yang terkenal’.

Saudaraku, berbangga hati dapat mengundang sikap sombong, karena memang salah satu penyebab sombong adalah berbangga diri. Dan kesombongan itu sendiri akan melahirkan penyakit-penyakit kejiwaan. Ibnu Wahab dalam As-iyar berkata ,’ aku pernah mendengar Imam Malik berkata ,’ jika seseorang sudah mulai memuji diri sendiri , maka hilanglah keelokannya’.

Dalam Mukhtasar Minhajul Qoshidin, dikatakan bahawa berbangga diri berasal dari tindakan menganggap dirinya lebih sempurna dari sudut ilmu atau amal. Dan jika itu masih ditambah dengan anggapan bahwa yang bersangkutan mempunyai kedudukan tertentu di sisi Allah, maka berbangga diri bisa terjadi dengan menganggap besar apa yang telah dilakukannya.
Bisa juga terjadi atau adanya perasaan pernah membarikan sesuatu yang menyebabkan orang bersangkutan berasumsi bahwa ia berhak atas suatu imbalan.misalnya ia berasumsi bnahwa doanya akan dikabulkan , dan mengabaikan kemungkinan ditolak.

Pengaruh amal kebajikan terhadap manusia sangat jelas , terutama jika ia termasuk figur yang bersih dan tawadhu’ .
Yahya bin Khalid Al-Barmaki menyatakan , bahwa, jika orang yang mulia beribadah, maka ia akan merenadh. Dan jika orang yang bodoh beribadah , maka ia akan merasa hebat.
Muthrif menyatakan,sungguh , jika aku tidur semalaman dan di pagi hari aku menyesalinya, itu lebih aku senangi daripada aku bangun dan shalat malam, tetapi di pagi harinya aku merasa bangga dengan prestasi itu. Dan salah satu tanda orang yang rendah hati adalah bahwa ia tidak suka apabila amal kebajikannya diketahui orang lain.


Saudaraku, ingatlah selalu sabada Rasulullah, yang artinya ,” Tidaklah seseorang diberi tambahan ampunan oleh Allah kecuali kemuliaanya akan bertambah. Dan tidaklah seseorang ber-tawadhu’ kepada Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajadnya ,” (Hr Muslim).

Imam syafi’i dalam As-Siyar menyatakan bahwa orang yang paling tinggi nilainya adalah orang yang tidak melihat nilai dirinya. Dan orang yang paling banyak kelebihannya adalah orang yang tidak melihat kelebihan dirinya.

Semoga kita selalu melakukan instropeksi dan mendeteksi apa yang menjadi kegelisahan hati dan apa yang mencaji keinginan hati , apakah selalu menuju kepada keridhaan Allah.

Semoga Allah SWT menganugerahkan kerendahan hati kepada kita semua dan menjadikan kita senantiasa berjalan di jalan kebajikan yang telah dilalui Rasul-Nya.

Allahu a’lam
Sumber : Man tawadha’a lillahi rafa’ahu al-kibru , abdul Malik bin Muhammad

Selasa, 03 Agustus 2010

Nikmat ketaatan

Ada sebagian pendapat beranggapan bahwa hidup dalam ketaatan kepada Allah adalah menyusahkan, karena mengira ada bahwa kewajiban dalam ketaatan adalah beban hidupnya. Mereka beranggapan bahwa shalat wajib, shalat malam, puasa , membayar zakat, berbuat kebaikan dst dirasakan akan menyusahkan.
Ini sebenarnya tipu daya setan juga hawa nafsu agar menempuh jalan yang sesat.Sebagaimana diterangkan Allah dalam surah Al-Hijr ayat 39, bahwa iblis berkata ,” Tuhanku oleh karena Engkau telah memutuskan aku sesat, aku pasti akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya ,”. (Qs. Al-Hijr : 39). Sebagaimana Firman Allah tentang perkataan nabi Yusuf dalam surah Yusuf : 53, yang artinya , “ dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang).
Saudaraku, sesungguhnya kehidupan dalam ketaatan sangatlah mudah dan membahagiakan.

Dalam Al-Qur’an , Allah telah menjanjikan memberikan karunia kehidupan yang baik didunia dan akhirat., bagi hamba-hamba-Nya yang berserah diri kepada-Nya . Allah memberikan kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, Allah menyiapkan jalan kemudahan bagi siapa saja yang memenuhi aturan-Nya. Dan difirmankan kepada orang-orang yang bertaqwa, yang artinya, “ Apakah yang diturunkan oleh Tuhan-mu?”, “ Mereka menjawab : kebaikan. Orang-orang yang berbuat baik didunia ini mendapat yang baik. Dan sesungguhnya akhirat adalah lebih bdaik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orangyang bertaqwa , “ (Qs. An-Nahl : 30).

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” ... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya ajaln keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya... “, (Qs. At-Talaq : 2-3).

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Barangsiapa mengerjakan amal shaleh , baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik dari apa yangtelah mereka kerjakan “, (Qs. An Nahl : 97).

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Katakanlah , “ hai hamba-hamba (-Ku) yang beriman, bertaqwalah kepada Rabbmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas “, (Qs. Az-Zumar : 10).

Saudaraku, setiap kebaikan, ketaatan tentu disediakan balasa yang segera terwujud. Yang bisa berupa kelapangan, kebahagiaan, dan kenikmatan ketika berhubungan dengan Rabb-nya. Kebahagiaan hamba karena ketaatannya kepada-Nya sungguh sulit diukur.

Salah satu bentuk kenikmatan dalam ketaatan adalah kenikmatan ketika mendirikan shalat. Sungguh banyak peranan shalat dalam kehidupan ini, terutama untuk melapangkan hati, menguatkan hati dan membuatnya tentram. Hal ini dimungkinkan karena didalam shalat , kita dapat menyambungkan hati dan jiwa kita kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, merasakan kenikmatan dalam mengingat-Nya , merasakan ketentraman dalam bermunajat , merasakan kenikmatan dalam menumpahkan segala keluh kesah kita dihadapan-Nya.

Setelah usai shalat , kita akan merasakan keringanan dalam diri dan acapkali beban-beban berat dipundah akan sangat berkurang. Shalat adalah energi baru untuk membuat semangat tumbuh kembali. Demikianlah orang-orang yang mencintai shalat akan menyatakan bahwa dengan shalat , kami merasakan ketentraman.

Sebagaimana Rasulullah bersabda , yang artinya , “ Wahai Bilal, buatlah kami menikmati shalat “, (Hr Ahmad dalam Musnad-nya 5.363).

Saudaraku, justru saat kita menjauh dari ketaatan kepada Allah, atau berpaling dari Allah akanmenyebabkan kesempitan hati, kecemasan, kesedihan dan penderitaan yang tiada berakhir. Hatinya makin terpenjara dalam kesesatan.
Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta “ , (Qs. Thaha : 124).

Allahu a’lam

Sumber : Abdullah ibn Husain Syuqail, Adh Dhiq

Senin, 02 Agustus 2010

Maghrur , orang yg tertipu

Manusia tak lepas dari hinanya sifat kesombongan dan kecenderungan meninggikan keberadaannya. Tidak terkecuali para ahli ibadah, ahli ilmu dst. Sifat kesombongan bisa merasuki siapa saja. Ada kesombongan yang terkait dengan dunia, dimana orang alim bisa terjerumus untuk yang disebut-sebut dengan wara’ dan taqwa. Karena merasa lebih dalam berilmu dan beribadah , seakan akan mereka memandang ibadahnya itu sebagai karunia khusus dari Allah. Sedangkan terkait dengan urusan ibadah, ia memandang manusia lainnya akan binasa dan merasa dirinya yang selamat. Padahal sebenarnya dirinya itulah yang binasa.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Jika kamu mendengar seseorang mengatakan orang-orang lain telah hancur binasa,maka ia telah menghancurkannya. Allah SWT berfirman, “ Ses ungguhnya dia sendiri binasa, “ (Hr Ahmad).
Sesungguhnya ucapannya itu menunjukkan penghinaan terhadap makhluk Allah yg lain, terperdaya oleh nilai dirinya di sisi-Nya, merasa aman dari murka-Nya, tidak takut kepada kekuasaan-Nya. Cukup baginya keburukan karena merendahkan hamba yg lain.

Ada pula sebagian diantara para hamba, apabila diremehkan atau disakiti orang lain, maka ia menjadi marah dan segera memohon agar pelakunya dijauhkan dari ampunan Allah.

Tidak diragukan lagi ia pun menjadi yang terlaknat disisi Allah, karena merasa lebih besar nilai dirinya dibanding orang lain dihadapan Allah. Kemarahan bahkan kebodohan yang menyebabkan seorang hamba segera melontarkan perkataan (ancaman) , ‘ Kau akan melihat apa yang akan terjadi padanya ‘.

Apabila si pelaku ditimpa bencana (musibah), maka ia menganggapnya sebagai bagian dari karomahnya, sedangkan Allah tidaklah menghendaki kecuali hukuman baginya.
Saudaraku, bukankah kita telah mengetahui , bahawa dalam masa perjuangannya Rasulullah banyak dicaci dan dianiaya orang-orang yang ingkar dan bodoh.
Bahkan sejarah sebelumnya , para Rasul para Nabi, banyak mengalami perlakuan yang sangat menyakitkan dari orang-orang kafir.
Tetapi kemudian Allah menangguhkan adzab-Nya bagi beberapa dari mereka. Allah tidak menghukum mereka didunia bahkan ada sebagian dari mereka akhirnya menjadi hamba beriman dengan mengikuti para Rasul dan Nabi-Nya. Sehingga mereka tidak mendapatkan murka dan adzab dari Allah.

Apakah orang-orang bodoh dan tertipu ini mengira bahwa dirinya lebih mulia disisi-Nya dari para Rasul dan Nabi-Nya?
Mereka telah menghukum dengan hukuman yang Allah belum menimpakannya karena membela Rasul dan Nabi-Nya? Ataukah barangkali ia berada dalam kemurkaan Allah karena ujub dan rasa kesombongan , sedangkan ia lengah dari hal itu?.

Saudaraku , marilah kita berlindung kepada Allah dari tanda-tanda kesombongan yang bisa jadi telah lama menimpa diri kita. Kesombongan pun juga tidak luput menyerang para ahli ibadah, sehingga ia merasa seakan-akan lebih bersih , dan jauh dari manusia yang lain. Bahkan yang lebih parah menganggap yang lain lebih kotor.

Saudaraku, bahwa sebenarnya wara’ bukanlah tampak di keningnya hingga kening itu hitam berkerut, muka yang masam, juga tidak terletak pada leher yang membuatnya selalu tertunduk, dan atau tidak pula terletak pada ekor yang tergulung. Wara’ sesungguhnya hanyalah terletak di dalam hati.

Rasulullah adalah mnusia yang paling mulia dan paling bertaqwa disisi Allah. Namun beliau adalah manusia yang paling lemah lembut akhlaknya, paling banyak tersenyum dan paling ramah, selalu menyapa lebih dahulu.
Sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman ,” (Qs. Asy Syuara’ : 215).

Saudaraku, janganlah kita menganggap diri kita mulia diahadapan orang lain, karena sifat ini akan mengakibatkan mudah merendahkan orang lain. Padahal kita tidak pernah tahu, bisa jadi orang lain tersebut jauh lebih mulia di hadapan Allah daripada kita sendiri. Kesombongan bisa keluar dari lisan kita, bisa keluar dari perilaku kita, bisa keluar dari kebanggaan diri.
Saudaraku, janganlah berbangga karena merasa lebih berilmu atau lebih taat. Ketahuilah bahwa hujjah Allah terhadap orang yang berilmu akan lebih keras terhadap orang yang tak berilmu. Keberadaan ilmu hendaknya menambah rasa takut dan tawadhu’. Sebagaimana sebuah pohon yang berbuah lebat, sehingga dahanya cenderung merun-duk ke tanah , agar orang-orang yang membutuhkan dapat mudah memetik buah nya yang lezat.

Seseorang yang melihat dirinya lebih baik daripada orang lain, maka sesungguhnya dia telah benar-benar sombong dan telah menantang hak Allah SWT.

Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda, yang artinya ,” Allah telah berfirman,” Keagungan adalah pakaian-Ku, kesombongan adalah ridha-Ku. Maka barang siapa menantang-Ku (dengan) salah satu dari keduanya maka Aku akan mengazabnya ,”

Ditengah-tengah manusia ada orang yang tidak bisa diharapkan kemanfaatannya, kecuali jika ia telah disentuh mudarat, atau musibah yang menimpanya. Bagaikan kayu gaharu, yang tidak akan keluar bau wanginya kecuali bila ia telah dibakar dengan api.

Allahu a’lam:
Sumber : Man tawadha’a lillahi rafa’ahu al-kibru , abdul Malik bin Muhammad.

The Power of Surender

Manusia diciptakan memiliki bahwa nafsu yang menyelimuti pikiran dan emosi. Hawa nafsu mempengaruhi tingkah laku manusia dalam berinteraksi dan beraktivitas. Hawa nafsu bisa membawa manusia menjadi mulia sekaligus membuat terperosok menjadi makhluk yang buruk.
Firman Allah dalam surah Yusuf yang mengisahkan perkataan nabi Yusuf as , yang artinya , “ dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) , karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhan-ku.Seungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun , Maha Penyayang.” (Qs. Yusuf : 53).
Kita kendalikan hawa nafsu , karena tak bisa melenyapkannya. Sehingga upaya untuk melenyapkan hawa nafsu justru akan nembuat menderita.
Sebagian Hukana berkata , bahwa hamba yang selalu condong terhadap nafsu , maka ia menjadi tawanan nafsu . Ia akan semakin terjebak, sehingga hatinya tidak bisa meneri-ma faedah. Barang siapa menyiram anggota tubuhnya dengan hawa nafsu, maka ia telah menanam pohon penyesalan dalam hatinya.

Suatu kalimat bijak , Seseorang yang hidupnya hanya ditujukan pada hal-hal yang menyenangkan (syahwat), yang inderanya tidak terkendali, yang makannya tidak mengenal batas, malas serta tidak bersemangat, maka setan akan menguasai dirinya.
bagaikan angin yang menumbangkan pohon yang lapuk.

Bila manusia membiarkan hawa nafsu menguasai dirinya, maka dia akan menghancurkan diri sendiri. Meski demikian, hawa nafsu bisa dikendalikan. Perang melawan hawa nafsu merupakan peperangan besar yang tak bernah berhenti . Seorang hamba yang bisa mengendalikan hawa nafsunya akan mencapai kebahagiaan.

Salah satu metode psikologi pengendalian nafsu adalah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan yang telah banyak dikembangkan saat ini. Salah satunya melalui pendekatan psikologi dengan menggunakan metode Sedona. Kunci dari metode Sedona adalah dengan melepaskan (letting go).
Metode ini dianggap sebagai salah satu metode atau teknik lanjutan bagaimana mengendalikan hawa nafsu yang menyelimuti emosi dan pikiran manusia. Selama ini dalam psikologi dikenal dua cara yang populer, yaitu menekan dan mengekspresikan. Metode Sedona ini terbukti mampu melepaskan belenggu emosi dan pikiran buruk manusia untuk mencapai kebahagiaan.

Metode ini diperkenalkan Hale Dwoskin dalam bukunya The Sedona Methode . Buku setebal 476 halaman ini secara garis besar terbagi dalam dua bagian,


1. pertama mengajak kita menjelajahi proses atau teknik pelepasan (letting go) dasar dan motif-motif yang membatasi manusia mencapai kebahagiaan.
2. Bagian kedua, kita akan diajak menjelajahi beberapa wilayah hidup manusia yang bisa dipengaruhi dengan metode Sedona.

Ide penulisan buku ini , berasal dari pengalaman pribadi Lester Levenson . Ia seorang wirausahawan sukses dan ahli fisika. Pada tahun 1952, di usianya yang ke-42, ia menderita berbagai macam penyakit fisik dan psikologis yang berat . Kesuksesan karir dan finansial tidak membuatnya bahagia. Ia menderita depresi berat, sakit ginjal, lever membangkak, hyperacidity, dan beberapa komplikasi parah lainnya. Bahkan dokter yang menanganinya menyerah dan mempersilahkan dia pilang untuk menanti malaikat penjemput kematian dengan damai di apartementnya di Central South Park, New York.

Lester Levenson lalu memutuskan untuk kembali ke laboratoriumnya dan mencari jalan keluar atas masalah yang tengah dihadapinya. Dia melakukan refleksi dan akhirnya mempraktekkan cara untuk "pasrah" melampaui segala keterbatasan diri, "to letting go of all any inner limitation", begitu dia menyebutnya. Selama 3 bulan dia mempraktikan metode "pasrah" ini.
Dan secara ajaib semua penyakitnya sembuh, bahkan memasuki kondisi kedamaian hati dan kebahagiaan yang terus ia rasakan hingga akhir hayatnya, 18 Januari 1994. (40 tahun setelah vonis dokter).

Dengan cara yang sederhana ini, kita diajarkan untuk melepaskan sembilan kondisi emosi yang selalu melekat pada manusia. Di antaranya, perasaan lesu, nafsu, sedih, takut, marah, bangga, semangat, menerima, dan ikhlas. Metode ini mampu melepaskan berbagai beban yang sering membelenggu manusia dan mengantarkan meraih kebahagiaan yang diimpikan.

Metode "pasrah" Lester Levenson ini disebarkan oleh murid setianya, Hale Dwoskin dan dinamai "The sedona Method" (Sedona adalah nama kota kecil di Amerika, tempat Lester Levinson dan Hale Dwoskin mengajarkan teknik ini). Sampai saat ini sudah banyak memetik manfaat dari "Sedona Method" dan efektifitasnya telah diakui oleh para ahli dan dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satunya dilakukan oleh lembaga penelitian terkemuka, Harvard Medical School.

Buku ini menarik karena tak hanya berisi penjelasan tentang metode Sedona, juga disertakan panduan bagi kita untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Membaca buku ini sama dengan kita mengikuti kelas-kelas yang mengajarkan metode Sedona. Alangkah lebih baiknya bila ada seorang pembimbing agar berbagai instruksi bisa dilakukan dengan baik.

Buku ini menjelaskan secara sederhana penerapan metode Sedona, hanya dengan mengajukan tiga pertanyaan kepada diri sendiri. Ketiga pertanyaan itu adalah,
1. Bisakah?
2. Bersediakah ? dan
3. Kapan ?.

Ketiga hal itu bisa dilakukan dengan menutup mata seperti bermeditasi atau menuliskannya di atas kertas.

Pasrah disini berdekatan maknanya dengan ikhlas . Erbe Sentanu, dalam Quantum ikhlas, menyatakan bahwa ikkhlas adalah ketrampilan untuk berserah diri, menyerahkan segala pikiran (keinginan, harapan dan cita-cita) dan perasaan (ketakutan, kecemasan, kekhawatiran) kembali kepada sumbernya Yaitu Allah, tuhan Yang Mahaesa. Oleh karena itu perlu dipahami bahwa semua ini hanya milik-Nya.

Jadi tidak ada yang membuat kecewa atau bahagia kecuali diri kita sendiri. Dengan kata lain, kalau kita kecewa berarti keputusan kita untuk kecewa.

Sedona Method adalah sebuah teknik yang unik, berdaya guna, mudah dipelajari dan dapat diduplikasi, yang akan menunjukan kepada Anda bagaimana caranya menyingkap kemampuan alamiah Anda untuk lepas dari rasa sakit / sakit hati atau perasaan yang tidak diinginkan pada saat ini.

Sedona Method terdiri dari serangkaian pertanyaan yang Anda ajukan kepada diri Anda sendiri yang akan membawa Anda pada kesadaran (awareness)pada apa yang Anda rasakan saat ini dan secara lembut menuntun Anda masuk ke dalam pengalaman pelepasan.

Teknik ini telah banyak membantu orang membuka kemampuan alamiah untuk melepaskan rasa ketidaknyamanan dan emosi yang tak diinginkan. Apa yang membuat Sedona Method sebagai sebuah tool yang berdaya guna (benar – benar berhasil!) adalah karena dapat digunakan kapanpun, di manapun, untuk memperbaiki setiap aspek bidang kehidupan Anda.

Mencapai Tujuan – Tujuan Anda :


  1. Pengalaman pergeseran (experience sift) yang dramatis pada harga diri dan kepercayaan diri yang akan meningkatkan karir, menyalakan gairah cinta, menciptakan kekayaan, dan masih banyak lagi….

  2. Merasakan perasaan yang dalam akan kedamaian hati yang akan membawa lebih banyak keriangan (joy) dan kebahagiaan (happiness) setiap hari…

  3. Pengalaman kebebasan dari masalah - masalah yang lama Anda simpan seperti ketakutan dan kecemasan, kemarahan, depresi dan trauma emosional…..

  4. Kemudahan menemukan keberanian dalam mengambil keputusan untuk menjadikan, melakukan, dan memiliki sesuatu yang ditawarkan dunia….

  5. Mengakhiri selamanya, perjuangan untuk berhenti merokok, minuman keras, banyak makan dan dorongan lain, kecanduan, perilaku mudah menyerah.

Sedona Method didasarkan pada kekuatan perasaan (the power of feelings). Coba pikirkan. Bila Anda MERASA hebat, maka Anda akan bertindak secara hebat. Jika Anda merasa sedih, maka Anda akan bertindak dengan kesedihan. Perasaan Anda akan menentukan bagaimana Anda berlprilaku di dunia. Dan begitu Anda merubah perasaan – perasaan itu, Anda akan bertindak seperti Anda telah melakukannya, dan Anda akan mendapatkan hasil seperti yang selalu Anda hasilkan.

Barang siapa yang ingin meraih nikmat yang lebih luas dan terus menerus maka bersyukur-lah. Allah SWT telah berfirman, yang artinya ,” Dan (ingatlah juga) , taktala Tuhan-mu memaklumkan, “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menembah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih , “ (Qs. Ibrahim : 7).

Hal tersebut karena emosi – emosi yang membatasi (limiting emotions) yang mencegah kita untuk menciptakan dan mempertahankan kehidupan yang kita pilih. Kita menyerah-kan kemampuan membuat keputusan pada emosi – emosi tersebut. Kita bahkan membayangkan emosi – emosi kita dapat mendikte kita untuk menjadi kita yang seharusnya. Bukankah ini salah satu peringatan Allah , bila kta selalu berpikir negatif.

Bila Anda pernah mengatakan pada seseorang, “ Saya marah,” atau Saya sedih.” Sebenarnya Anda sedang mengatakannya kepada sekitar Anda dan pada diri Anda sendiri, tanpa Anda sadari, bahwa kita adalah kemarahan kita, atau kita adalah kesedihan kita. Kita saling berhubungan dengan yang lain dan diri kita seolah – olah kita adalah perasaan kita. Kenyataannya, kita bahkan menciptakan seluruh cerita mengapa kita merasakan apa yang kita rasakan untuk membenarkan atau menjelaskan ketidakmengertian kita tentang identitas kita.

Hal itu bukanlah perasaan – perasaan yang muncul yang harus dibenarkan. Hal itu hanyalah perasaan – perasaan (feelings) saja; perasaan – perasaan itu bukanlah diri kita – dan kita dapat dengan mudah melepaskannya.

Memilih untuk melepaskannya akan membebaskan kita merasakan apa yang sebenarnya ada, dan untuk bertindak, atau menahan diri dari berbuat. Hal ini akan berubah menjadi ketrampilan dalam menangani kehidupan, untuk membuat lebih kuat dan menjernihkan pilihan – pilihan. Ini juga akan membuat Anda berbuat dengan cara yang mendukung dalam mencapai tujuan – tujuan Anda, sebagai lawan dari sabotase terhadap diri kita.Kita dapat melihat proses melepaskan emosi – emosi tersebut timbul menjadi kemampuan untuk mendapatkan uang lebih, hubungan yang lebih baik, kesehatan, dan kemampuan untuk bahagia, tenang, dan fokus, tidak terpengaruh oleh keadaan di sekitar kita.

Jika Anda pernah mencoba teknik mental, Anda tahu bahwa hal tersebut sulit untuk membuat perubahan. Diperlukan fokus dan energi yang besar . Sesuatu yang sangat sulit dilakukan!.

Tapi pelepasan beroperasi di tingkat perasaan (feeling). Sangat mudah. Anda dapat membuang program mental bertahun – tahun dan perasaan yang terakumulasi hanya dalam hitungan detik dengan menggunakan teknik unik Sedona Method. Tidak ada proses yang rumit atau pemrograman ulang atau afirmasi untuk menutup seluruh layer computer Anda.

Ketika sebuah perasaan yang tidak diinginkan muncul, Anda dapat melepaskannya. Hanya itu. Dan dengan tidak adanya perasaan yang membatasi (limiting feeling), Anda akan bebas menciptakan hasil apapun yang Anda inginkan, kapanpun anda inginkan.

Singkatnya, Sedona Method akan menunjukan kepada Anda bagaimana untuk menikmati hidup yang lebih bahagia, lebih produktif, lebih memuaskan, lebih banyak cinta dan kegembiraan, saat ini juga. Karena dunia kita berubah sangat cepat, mengetahui bagaimana caranya melepaskan merupakan ketrampilan yang penting untuk bertahan hidup yang kita perlukan untuk mempertahankan dan mengembangakan kehidupan.

Saudaraku, dalam keseharian kita telah mengenal kata Tawakal. Bukankah hal diatas adalah salah satu penjelasan ilmiah tentang kekuatan tawakal, walaupun dikupas dalam sisi lain. Al-Qur’an telah menjelaskan tentang keutamaan tawakal , sebagaimana Firman-Nya , yang artinya ,” Dan barang siapa yangbertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya , “ (Qs. Ath-Thalaq : 3).

Tawakal kepada-Nya adalah salah satu diantara sikap yang harus dimiliki setiap hamba beriman yang ingin meraih pertolongan Allah. Tawakal artinya pasrah atas segala kehendak Yang Maha Kuasa, baik maupun buruk. Tawakal harus didahului ikhtiar sehingga sempurnalah maksud dan tujuan seorang hamba beriman.

Firman Allah, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal ,” (Qs. Ali Imran : 159).

Allahu a’lam
Sumber : http://practical-eft.blogspot.com

Minggu, 01 Agustus 2010

saat merasa tertekan

Kita merasakan apa yang kita kerjakan saat ini disebabkan oleh pikiran yang kita miliki. Ketika kita merasa tertekan, itu karena pikiran-pikiran kita didominasi oleh suatu pikiran negatif yang merajalela. Dan lebih buruk lagi saat kita mulai mempercayai bahwa segalanya benar-benar seburuk yang dibayangkan. Pikiran negatif memang selalu menjadi penyebab hampir semua penderitaan kita. Pikiran bagaikan ikan yang dikeluarkan dari air dan dilemparkan ke atas tanah, pikiran itu selalu menggelepar. Karena itu cengkeraman dari nafsu (pikiran negatif) harus dikendalikan.
Lalu apa yang harus kita lakukan. Dari riwayat Ibn Abbs, berkata bahwa Rasulullah bersabda , yang artinya,” Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapatkan-Nya dihadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah. Jika engkau minta tolong, mintalah tolong kepada Allah”,

Peliharalah selalu ingatan engkau kepada Allah, niscaya engkau akan mendapatinya dihadapanmu. Ingatlah selalu Allah diwaktu lapang, maka Allah akan mengenali engkau diwaktu sempit (susah). Benarlah bahwa sesungguhnya pertolongan itu selalu bersama kesabaran dan sesungguhnya kesenangan itu beserta kesusahan dan kesulitan itu ada bersama kemudahan. Sungguh hanya Allah-lah tempat memanjatkan doa, tempat mengadu, tempat mencurahkan kekecewaan hati dan tempat meminta pertolongan.

Abdullah a-Qarni dalam bukunya cambuk hati (terj), memberikan nasihatnya , bahwa janganlah anda bersedih menghadapi kekeruhan kehidupan. Karena sesungguhnya memang demikianlah kehidupan ini diciptakan. Kehidupan ini memang melelahkan dan menyusahkan, sedangkan kesenangan merupakan peristiwa yang sesekali terjadi , begitu pula kegembiraan merupakan sesuatu yang lebih jarang terjadi. Bila kehidupan ini bukan ajang ujian dan cobaan tentu tidak akan ada penyakit dan musibah.

Untuk itulah para Rasul dan Nabi diutus Allah untuk membawa kabar gembira dan keselamatan kepada umat manusia. Bahkan para Rasul dan Nabi adalah hamba-hamba yang paling keras mendapat ujian dari Allah.

Saudaraku, yakinlah Allah tidak akan membiarkan kita begitu saja. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya , “ Allah Azza wa Jalla berfirman, “ Aku tergantung pada sangkaan hamba-Ku ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku didalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku ditengah banyak orang, maka Aku mengingatnya ditengah banyak orang yang lebih baik daripada mereka. Jika dia mendekati Aku sejengkal, Aku mendekat sehasta kepadanya. Jika dia mendekat sehasta kepada-Ku, maka Aku mendekat sedepa kepadanya. Jika dia mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari “, (Hr Bukhari Muslim).

Tiada yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati selain dekat dengan Allah. Hanya kepada Allah-lah tempat berlindung orang-orang yang ketakutan, tempat mengadu orang-orang yang terdesak, tempat meminta pertolongan orang-orang yang meminta tolong dan tempat berlindung bagi orang-orang yangmemohon perlindungan.

Dengan menyebut-Nya , mendekati-Nya maka hati menjadi damai, jiwa merasa tenang, perasaan menjadi tenteram, pikiranmenjadi santai dan keyakinan makin mantap. Kebahagiaan tidak terletak pada waktu atau tempat, melainkan karena iman dan taat kepada-Nya.

Mari kita instropeksi diri dengan mengingat kembai apa yang telah kita pikirankan selama hari ini, mulai dari bangun tidur hingga sat ini. Berapa banyak pikiran negatif yang terlintas dan betapa sedikit pikiran positif yang terungkap.
Saudaraku, bila kita lebih fokus pada pikiran positif tentu dapat menimbulkan efek yang luar biasa, namun apabila kita selalu asyik bercengkerama dengan pikiran negatif maka justru akan merusak diri. Pikiran manusia mempunyai kekuatan yang luar biasa bahkan melebihi kekuatan fisiknya.

Memang mudah untuk memberi nasihat. Berpikir positif akan mudah dilakukan ketika berada dalam kondisi yang ringan, bahagia, dst. Namun ketika dihadapkan dengan peristiwa-peristiwa yang mengganggu, musibah dst, maka niat untuk berpikir positif tentu berat dilakukan.

Saudaraku, yakinlah kesulitan pasti akan berlalu. Semakin besar, semakin pekat dan semakin gelap kesulitan itu , maka sesungguhnya semakin dekat menuju titik terang kemudahan dan jalan keluar. Pasti datang pertolongan Allah saat kesulitan dan ujian mencapai titik puncaknya. Bukankah akhir dari kegelapan malam adalah munculnya sinar matahari pagi.

Ingatlah selalu, firman-Nya , yang artinya ,” Katakanlah : siapakah yang dapat menyelamat-kan kamu dari bencana didarat dan dilaut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan merendah diri dengan suara yang lembut : “ Sesungguhnya jika Dia me-nyelamatkan kami (dari bencana ) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur, “ (Qs. Al-An’am : 63).

Saudaraku, perlu dipahami bahwa mudah saja bagi Allah untuk memenuhi keinginan hamba-Nya, dan Dia pasti memberikan apa saja yang diminta seoranghamba jika didalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu.

Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Barang siapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pintu rahmat. Allah menyukai orang yang berdoa meminta hidayah-Ny. Doa itu memberi menfaat terhadap apa yang telah diturunkan dan apa yang belum diturunkan. Dan tidak ada yang dapat mengubah ketetapan Allah, kecuali doa. Sebab itu berdoalah kamu sekalian “. (Hr Turmudzi).

Yakinlah, teruslah mengetuk pintu-Nya, maka suatu ketika pasti dibukakan pintu rahmat-Nya.

Allahu a’lam
Sumber : Hendra Setiawan, Agar selalu ditolong Allah.