*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Selasa, 23 Februari 2010

Semua terjadi karena suatu alasan

Dari riwayat Bukhari, bahwa Saad bin Abi Waqqash berkata ,” Aku pernah berkata, ”Wahai Rasulullah. Siapakah orang yang paling berat cobaanya ?”
Beliau menjawab ,” Para Nabi, kemudian orang-orang shalih , kemudian yang sesudah mereka secara berturut-turut menurut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujian sesuai kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan dimuka bumi ini tanpa dosa sedikitpun ”.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidup kita selanjutnya . Barangkali kita berpikir bahwa kehidupan belum (tidak) berpihak kepada kita. Atau mungkin anda merasa gagal. Ataupun kita merasakan bahwa sekarang ini kita merasa terlalu berat akan cobaan hidup yang kita hadapi. Namun kita haruslah selalu ingat bahwa “Semua terjadi karena suatu alasan”.

Firman Allah yang artinya ,” Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanhya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. (Qs Al-Baqarah : 214).

Seorang ulama berkata , “Orang yang ditakdirkan untuk masuk syurga, pasti akan merasakan banyak kesulitan”.

Kita bisa menyatakan bahwa kita terlalu keberatan dan tidak suka dengan situasi yang kita hadapi saat ini. Namun kita juga harus terus berupaya untuk berpikir bahwa segala situasi yang kita hadapi ini pasti ada sesuatu yang tersembunyi dan tidak kita ketahui . Dan kita yakin bahwa masalah yang kita hadapi saat ini , tentu tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah alasan.

Firman Allah yang artinya, “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ,”Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. “ (Qs Al-Baqarah : 155- 157).

Yang kita perlukan dalam kondisi ini adalah kesabaran. Dari riwayat Bukhari – Muslim bahwa Rasulullah bersabda ,”Pasti akan diterima doa salah satu dari kamu selama tidak keburu, hingga berkata ; “Saya telah berdoa tetapi tidak diterima”.

Sebagimana dikatakan Benyamin Franklin bahwa orang yang memiliki kesabaran juga akan memiliki apa yang dikehendakinya.

Janganlah kita katakan, “Kenapa ,musibah ini menimpaku dan bukan menimpa orang lain “. Jangnalah kita kitakan ,” Tuhan , aku (merasa) sudah menjadi orang baik, dan taat kepada-Mu, tetapi kenapa Engkau timbakan kepadaku penderitaan ini”.
Perkataan-perkataan ini adalah perkataan orang yang tidak beriman. Sosok muslim yang benar adalah sosok yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialami-nya dengan hati yang teguh, keyakinan yang mendalam dan kesabaran yang baik. Oleh karena itu, janganlah kita kuatir dan mengatakan sesuatu yang menjadikan Allah SWT marah.

Firman Allah yang artinya ,” Sesungguhnya aku membalas mereka pada hari ini dengan sebab kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan “. (Qs Al-mukminun : 111).

Dari riwayat HR Muslim, bahwa Rasulullah bersabda, “ Alangkah mengagumkan keadaan orang mukmin karena semua urusan itu baik baginya. Bila ia ditimpa kebahagiaan, ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Bila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar dan itu menjadi kebaikan pula baginya.”.

Tidak selamanya kesulitan itu adalah sesuatu yang harus dibenci. Terkadang kesulitan bisa menimbulkan efek positif. Jangan menyesali penderitaan dan jangan kuatirkan kesengsaraaan, penderitaan itu justru akan memberikan kekuatan pada anda untuk mencapai kebahgiaan Bersabarlah, karena pasti banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Dalam Rahasia ketajaman hati terjemahan dari Mukasyafatul Qulub (Imam Ghazali), dinyatakan bahwa Rasulullah bersabda, “ Barang siapa ridho kepada Allah dengan sedikitnya rizki, maka Dia ridho dengan sedikti amalnya hamba itu”.
Dan Sabda Rasulullah ,” Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan menguji dengan bencana, bila sabar maka Allah akan memilihnya...”.

Allahu a'lam



Sumber bacaan : Adil Fathi Abdullah - Isyriin Nasiihah lit-Takhllush min al-Qalaq , Hendra Setiawan- Agar selau ditolong Allah. dst



Emosi

Emosi adalah komponen penting dalam pelaksanaan hukum tarik menarik alam raya (The lew of attraction). Emosi kita adalah system respon internal yang penting yang memberitahu kita respon dalam tubuh terhadap getaran yang kita buat. Bila anda membuat frekuensi getaran ini dengan apapun yang anda perhatikan misalnya ;pikiran yang terlintas dalam kepala , keyakinan yang kita renungkan, acara TV, music, buku dan aktivitas apapun yang kita lakukan.
Perasaan kita adalah bagian dari system panduan diri kita. Saat anda merasa senang, berarti saat itu anda berada pada rel yang tepat. Hal-hal yang anda fokuskan, pikiran yang anda pikirkan , ide-ide yang anda miliki dan kegiatan yang anda lakukan yang secara simultan menggerakkan anda kearah tujuan, mimpi dan keinginan anda.


Ketika anda merasa marah, sedih, putus asa atau bahkan depresi, perasaan ini akan memberikan dampak penurunan fisik. Saat itu anda berpikir dan mengikuti hal-hal yang tidak membawa anda kea rah tujuan mimpi atau keinginan-keinginan anda. Ini adalah respon yang bisa dikatakan bahwa anda tidak berada dalam jalur rel yang benar.
Emosi memberitahu inilah saatnya untuk melaju, inilah saatnya untuk berpikir sesuatu yang lebih meringankan pikiran, mengubah focus, mengubah saluran, mengubah topic diskusi dan melakukan sesuatu hal yang berbeda yang akan mengganti energy anda dan memberikan perasaan yang menyenangkan.

Leo Buscaglia, menyatakan bahwa cinta adalah kehidupan. Dan jika kehilangan cinta. Maka anda kehilangan kehidupan.

Karena getaran adalah menarik tujuan dan keinginan anda, maka penting adanya untuk menjaga emosi anda sepositif mungkin. Mari kita terus berjuang berusaha menjaga emosi kita dalam suasana positif. Seperti keceriaan, cinta, kebahagiaan, suka cita , puas, dengan puncaknya bersyukur kepada Allah. Tiada yang lebih tinggi daripada bersyukur kepada sang Khalik.

Perasaan-perasaan semacam ini akan mempertinggi tingkat getaran anda dan menciptakan kesesuaian getaran dengan pengalaman-pengalaman yang ingin anda rasakan saat mimpi anda menjadi kenyataan.

Saudaraku, perasaan senang akan menarik rasa senang. Ketika anda dengan sengaja menciptakan emosi positif yang sesuai dengan perasaan yang akan kita miliki dalam usaha pemenuhan tujuan dan keinginan kita, maka kita sedang menciptakan sebuah ruang energy yang akan menarik apa yang kita inginkan.

Lakukanlah hal-hal yang membuat anda merasa lebih baik, semangatlah dan gembiralah dalam kehidupan ini. Saat merasa emosi anda tinggi dan dalam, anda memancarkan frekuensi yang lebih tinggi kepada alam raya. Semakin kuat dan bersemangat perasaan anda, maka semakin cepat proses penarikan getaran.

Saudaraku, cobalah luangkan banyak waktu anda untuk melakukan hal-hal yang anda sukai dan menjaga diri anda dalam cara ini, luangkan ditengah kesibukan anda. Banyak peneliti menemukan bahwa yanga nda rasakan sebenarnya jauh lebih penting daripada yang anda pikirkan atau ucapkan. Emosi anda tidak pernah berdusta. Ia adalah indicator utama yang paling jujur dari pikiran anda. Dan sebaiknya kita bertindak sesuai dengan keyakinan pribadi , keinginan hati yang paling dalam.

Jangan mengabaikan emosi atau mencoba mempertimbangkannya.
Kenalilah emosi anda, jika emosi anda tidak berada dalam suasana positif (harapan, penerimaan, cinta, ridha, dst), lepaskanlah emosi itu atau berpikir lain sesuatu yang lebih baik. Ini berarti anda telah memilih memikirkan sesuatu yang membuat anda merasa lebih baik, atau cukup mengubah apa yang sedang anda lakukan. Atau melakukan sesuatu hal yang anda sukai.
Saudarakau , bersyukur adalah tingkatan emosi positif yang paling tinggi seorang manusia . Sungguh tiada lagi kebahagiaan yang lebih tinggi daripada kegem biraan bersyukur kepada Allah SWT. Bahkan ada seorang hamba justru bersyukur kepada Allah. Dia sadar bahwa pada hakikatnya musibah adalah faktor penyebab terhapusnya dosa-dosanya, bahkan terkadang bisa menjadi sumber penambahan amal kebaikannya.

Sebagaimana yang dikatakan David R Hawkins, bahwa apapun yang terjadi pada anda adalah dari anda sendiri.

Lakukanlah sesuatu dan isilah energy anda yang mengembalikan anda pada emosi positif.
Ketika anda merasa penuh rasa sykur, bahagia ada sensasi terang dan kemajuan. Anda merasa terhubung, anda merasa hidup. Dan inilah sebenarnya keadaan alamaiah (fitrah) anda. Beginilah seharusnya kita. Kita harus berjuang untuk kehidupan yang penuh rasa syukur. Emosi positif ini makin terasa nyaman dan meningkatkan frekuensi getaran anda.

Dalam kondisi penuh rasa syukur, berarti kita makin mendekat dengan sang Khalik. Anda menjadi magnet untuk semua keindahan dan keberkahan dari Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Tiada sebuah musibah pun yang menimpa seorang muslim, kecuali pasti Allah hapuskan (dosanya) dengan sebab musibah itu, bahkan sekalipun duri yang menusuknya.” (HR. Bukhari (5640) dan Muslim (2572)). ( Fatawa Arkanil Islam, hal. 126-127)

Disisi lain, emosi negative seperti kebencian, kemarahan, cemburu dan takut akan menciptakan efek yang sebaliknya. Semua ini menurunkan frekuensi getaran anda yang menyebabkan kita menjadi gelisah, marah dan sempit. Dan ini menjadi sumber penyebab rasa sakit dalam tubuh . Emosi negative ini dengan mudah menghalangi dan menghambat aliran energy positif ke dalam hidup kita, dan hanya akan menarik energy negative lainnya dalam jumlah lebih besar.

Saudaraku tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain berupaya selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hanya allah-lah tempat berlindung orang-orang yang dilanda ketakutan, tempat mengadu orang-orang yang tedesak, tempat meminta pertolongan hamba-hambayang dilanda kesedihan.

Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Siapa yang menjadikan keinginannya menjadi satu yaitu hanya menginginkan kebahagiaan akhirat, maka Allah akan mencukupkan keinginan dunianya. Siapa yang keinginan dunianya bercabang, maka Allah tidak akan peduli di lembah bumi mana dia binasa “.

Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai pusat perhatiannya, niscaya Allah akan mempersulit urusannya dan menjadikan kemiskinan nampak di kedua matanya. Ia tidak akan memperoleh dari dunia yang dia tempati, kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang menjadikan negeri akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memudahkan urusannya dan menjadikan kekayaan muncul dalam hatinya dan duniapun akan datang kepadanya dengan mudah”.


Allahu a’lam
Sumber : The Secrets law of attraction.dsb


Senin, 22 Februari 2010

Membuka pintu kemudahan

Perasaan kita adalah alat pengukur apakah kita sedang membuka atau menutup pintu keran aliran berkah dan rizki kita sendiri. Perasaan positif berarti open atau aliran terbuka, sedangkan perasaan negatif adalah berarti closed (aliran tertutup).
Walaupun lingkungan sekitar bisa saja mempengaruhi atau bisa membuat perasaan anda positif atau negatif, namun sesungguhnya anda sendirilah yang memutuskan apakah keran aliran berkah itu anda tutup melalui negative feeling atau anda buka lebar-lebar dengan positive feeling

Namun yang pasti , meskipun kita , anda membuka atau menutup pintu aliran berkah ini beribu-ribu kali, berkah dan rizki dari Allah , tiada tuhan selain Dia, tidak aakan pernah sekejappun berhenti dialirkan kedalam kehidupan anda kedalam kehidupan kita. Seperti air yang selalu mengalir dari sumber yang tiada pernah kering dan siaga 24 jam diujung bibir pintu keran kehidupan kita.

Begitu kita buka , air langsung mengalir. Baru bila anda tutup , maka aliran akan berhenti. Bisa juga dianalogikan sebagai siaran radio 99.9FM yang tidak pernah berhenti memancarkan gelombangh siarannya ke rumah kita, ke radio kita, meskipun kita tidak sedang menyetel atau mendengarkan radio di 99.9 FM.

Saudaraku, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tidak akan pernah menzalimi hamban-Nya dengan menghentikan aliran berkah dan kasih sayang-Nya pada anda, pada kita. Justru yang sering terjadi adalah kita sendiri yang sengaja ataupun tidak sengaja memilih untuk menghentikan aliran berkah ini.

Saudaraku, marilah kita buka lagi dan izinkanlah hidup anda kembali dibanjiri berkah dan kasih sayang-Nya yang senantiasa melimpah tiada berhenti.

Saudaraku, positive feeling ataupun negative feeling kembali kepada pilihan kita sendiri. Pikiran dan perasaan kita esensinya adalah doa. Dalam hukum Daya Tarik Menarik , dinyatakan bahwa kita menarik segala sesuatu yang kita pikir kita rasakan tanpa mempedulikan apakah kita sebenarnya menginginkan atau justru kepikiran karena takut suatu hal tertentu.
Kita akan mendapatkan apa yang paling sering kita rasakan , ketika kita memikirkannya. Apapun yang kita pikirkan atau kita fokuskan, maka kita mulai menarik hal tersebut untuk hadir dalam kehidupan kita. Tanpa peduli pakah itu merupakan hal positif (menyenangkan) atau negatif (hal yang justru kita takutkan).

Alam semesta tidak pernah bertanya, apakah kita suka atau tidak suka dengan apa yang sedang kita pikirkan. Alam semesta melalui hukum daya tariknya selalu mengirimkan atau memberikan apapun yang menjadi perhatian kita dalam bentuk pikiran dan perasaaan kita.

Saudaraku, sekali lagi esensi saat kita berpikir setiap saat, sesungguhnya kitapun berdoa hal itu setiap saat juga. Para ilmuwan kini telah menemukan pusat spiri-tualitas di bagian lobe otak manusia yang diebut sebagai God’s spot.
Sirkuit syaraf ini , bila diaktifkan , maka akan berfungsi sebagi antena yang membuat kita langsung tersambung dengan kekuatan Illahi.

Maka terjawablah sudah kebenaran , firman Allah yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.. “ , (Qs. Al-Mukmin ; 60).

Hasil dari pikiran kita selama ini , terwujudlah dalam kehidupan kita, baik yang berasal dari pikiran negatif atau positif.

Hadits riwayat Ibn Husain , yang artinya ,” Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi : “Mintalah kepada-Ku !” Aku pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya “.

Sumber : Erbe Sentanu, Quantum Ikhlash.


tidak Meminta kepada orang Lain

Dari Tsauban ra., Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjamin kepadaku bahwa ia tidak akan meminta-minta kepada orang lain, maka aku akan menjamin surga untuknya." Lalu Tsauban berkata, "Aku berjanji tidak akan meminta-minta." Maka dia tidak pernah meminta-minta sedikitpun pada orang lain. (1).
Seringkali kita temui, seseorang yang berusaha untuk tidak minta bantuan kepada orang lain. Ia hanya mau menerima bantuan dengan ia bekerja dan mem-beri sesuatu. Mereka adalah orang-orang yang menginginkan kehidupan dalam kemuliaan. Sebagaimana ucapan Jibril kepada Rasulullah SAW, yang artinya ,” Wahai Muhammad, kemuliaan adalah ketika seseorang tidak membutuhkan (meminta-minta dari) orang lain ,” (2).
Menahan diri dari mengharapkan bantuan orang lain , dapat menumbuhkan rasa cinta orang lain dan harga diri. Adapun sikap mengharapkan pertolongan (atau bahkan mengharapkan milik orang lain) , akan menyebabkan jatuhnya harga diri.


Memang watak dasar manusia adalah menyukai orang yang memberinya sesuatu dan merendahkan orang yang mengambil sesuatu darinya (baik mengambil karena diberi, apalagi mengambil dengan mencuri).

Seyogyanya dan sebisa mungkin , walaupun miskin, namun tidak meminta pada orang lain. Hendaknya dia menghindari meminta-minta pada orang lain. Sungguh telah datang dari Nabi s.a.w. dorongan yang kuat supaya kita tidak meminta, baik dalam bentuk targhib (anjuran untuk tidak meminta) maupun tarhib (ancaman bagi orang yang meminta-minta).
Seorang hamba beriman , sebaiknya harus berusaha hidup berkecukupan, memerangi kemalasan, semangat dalam mencari nafkah, rajin bekerja, serta menghindari untuk meminta kepada orang lain.

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda, yang artinya “ Seorang dari kalian mengambil tali lalu membawa seikat kayu di punggungnya, dia makan (dari hasil penjualan itu kayu) dan bersadaqah, itu lebih baik baginya daripada dia mendatang lelaki lain untuk mengemis padanya, baik lelaki itu memberinya atau menolak untuk memberinya. Sebab, tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah”.

Seorang hamba beriman bukanlah pemalas yang menjadi beban orang lain. Bukan pula pe-ngemis, yang menjual harga dirinya, karena mereka adalah manusia tercela dan dibenci oleh Islam.

Sebuah hadist dari Abdullah ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya ,”Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian, kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil daging pun.” (HR. Bukhari - Muslim).

Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari nafkah, sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu SAW, sebagaimana sabda beliau, yang artinya ,“Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan kedapa Allah dan janganlah bersikap lemah. Jika sesuatu terjadi pada dirimu, maka jangan katakan, ”Seandainya aku melakukan hal ini dan itu, maka pasti begini”, namun katakanlah, “Allah telah menetapkan, dan apa yang Dia kehendaki, maka Dia kerjakan”. Karena kata “seandainya” itu membuka pintu peluang bagi setan.” (HR Muslim).

Sahl bin Abdullah at-Tutsari berkata, ”Barang siapa yang merusak tawakkal, berarti telah merusak pilar keimanan. Dan barangsiapa yang merusak pekerjaan, berarti ia telah membuat kerusakan dalam sunnah.” Wallahu Al Wasi’ Ar Razzaq. Abu Turob Syandri Ad-Duury (Al Fikrah No.18 Tahun X/26 Jumadil Ula 1430 H)

Sebagaimana Allah berfirman,yang artinya "Janganlah engkau tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS.Thaha: 131)

Dari Abu Said al-Khudri r.a., "Beberapa orang Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah, lalu memberikannya kepada mereka. Kemudian mereka meminta lagi dan Rasulullah memberi-kannya kepada mereka. Kemudian mereka meminta lagi dan Rasulullah memberikannya kepada mereka, sehingga habislah apa yang ada pada beliau.
Kemudian beliau berkata,”Apapun kebaikan yang ada padaku, aku tidak akan pernah menyimpannya dari kalian. Barangsiapa menahan diri (dari mengharap sesuatu yang ada pada orang lain), Allah akan mencukupinya. Barangsiapa kaya hati (tidak merasa kurang sehingga tidak mengharap bantuan orang lain), maka Allah akan membuatnya kaya. Barangsiapa berusaha sabar, Allah akan menjadikannya orang sabar. Tidak ada sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku, Seorang hamba beriman bukanlah pemalas dan peminta-minta, sebagaimana Imam Ibnul Jauzi berkata, “Tidaklah ada seseorang yang malas bekerja, melainkan berada dalam dua keadaan:


  1. Menelantarkan keluarga dan meninggalkan kewajiban dengan berkedok tawakkal, sehingga hidupnya menjadi batu sandungan buat orang lain dan keluarga berada dalam kesusahan.

  2. Demikian itu suatu kehinaan yang tidak menimpa kecuali orang yang hina dan gelandangan. Sebab, orang yang bermartabat tidak akan rela kehilangan harga diri hanya karena kemalasan dengan dalih tawakkal yang sarat dengan hiasan kebodohan. Boleh jadi seseorang tidak memiliki harta, tetapi masih tetap punya peluang dan kesempatan untuk berusaha.

Bukankah Rasulullah telah memberi jaminan surga bagi orang yang mampu memelihara diri dari meminta-minta, sebagaimana hadits didepan.
Hindarilah ketamakan terhadap dunia, maka Allah akan mencintai Anda. Dan hindarilah meng-harap sesuatu yang ada pada orang lain, maka orang akan mencintai Anda.

Dari Hakim ibn Hizam ra., "Aku meminta (sesuatu) kepada Rasulullah, dan beliau memberi. Aku meminta lagi, dan beliau memberi lagi. Aku meminta lagi, dan beliau memberi lagi. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau dan manis. Barangsiapa mengam-bilnya dengan kedermawanan hati, maka akan diberkahi; barangsiapa mengambilnya dengan keserakahan, maka tidak akan diberkahi. (Jika tidak diberkahi, maka dia) seperti orang yang makan, tapi tidak pernah kenyang. Tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah'." (HR. Muslim) .


Lalu aku (Hakim) berkata, ‘Wahai Rasulullah, demi Zat yang mengutusmu dengan ke-benaran , aku tidak akan mengurangi milik orang lain sedikit pun, setelah engkau, sampai aku meninggalkan dunia ini.

Abu Bakar ra. pernah memanggilnya untuk diberi sesuatu, tetapi dia menolak untuk meneri-manya. Kemudian Umar hendak memberinya lagi, dia tetap menolak. Lalu Umar berkata, "Aku bersaksi kepada kalian, wahai kaum Muslimin, bahwa Hakim, ketika aku tawarkan haknya dari harta rampasan perang, dia menolak untuk menerimanya. Hakim tidak pernah mengurangi harta orang lain setelah (wafatnya) Rasulullah sampai dia meninggal dunia."

Nabi SAW bersabda, yang artinya "Penduduk surga itu ada tiga: penguasa adil yang memberi derma yang tepat, orang yang penyayang berhati lembut terhadap kerabatnya dan orang yang menjauhkan diri dari 'meminta-minta pada orang lain." (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Seseorang membawa tali, mengikat kayu bakar dan memenggulnya (untuk mendapat-kan rezki) itu lebih baik daripada meminta-minta pada seseorang, baik diberi atau tidak." (HR. Bukhari dan Muslim).


Nabi SAW bersabda, yang artinya "Beruntunglah orang yang masuk Islam dan diberi rezki yang cukup, lalu diberi kepuasan dengan apa yang ada padanya." (HR. Muslim)

Nabi SAW bersabda, yang artinya "Orang kaya itu bukan orang yang banyak hartanya, tetapi yang kaya hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya orang kaya itu bukan orang yang banyak memiliki harta. Bisa jadi seseorang memiliki banyak harta, tapi dia tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu dia adalah orang misnkin yang sebenarnya. Jadi orang yang kaya itu adalah orang yang merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya. Dia tidak mengharapkan apa yang ada di tangan orang lain.

Ibnu Taimiyah berkata, "Orang yang kaya hati itu adalah orang yang tidak rakus. Orang yang merdeka tetaplah budak selama masih rakus, dan seorang budak adalah merdeka ketika dia merasa puas dengan apa yang ada. Kata orang, ‘Aku mengikuti nafsuku, maka aku menjadi budaknya.' Oleh karena itu, orang harus segera memangkas dorongan nafsunya agar hatinya tidak diisi oleh perasaan miskin dan rakus. Miskin dan rakus sangat berbeda dengan tawakal dan kekayaan hati."

Dari Samurah ibn Jundab, Rasulullah bersabda, yang artinya "Orang yang meminta-minta sama dengan orang yang melukai wajahnya. Barangsiapa ingin tetap punya muka (tidak kehilangan harga diri), bertahanlah, jangan meminta-minta. Barangsiapa ingin meminta-minta, maka mintalah kepada penguasa, atau ketika dia dalam keadaan sangat terpak-sa." (HR. Abu Daud)

Dari Abu Said al-Khudri, Umar berkata, "Wahai Rasulullah, aku mendengar seseorang berkata tentang kebaikan. Dia menyebutkan bahwa engkau telah memberinya dua dinar. Dia (Rasulullah) berkata, Tetapi si Fulan tidak berkata demikian dan dia tidak memuji. Aku telah memberinya antara sepuluh sampai seratus-atau dia (Rasulullah) berkata, ‘Sampai dua ratus'. Sesungguhnya seseorang yang meminta kepadaku dan aku memberinya, kemudian dia keluar dengan mengepitnya (dengan rakus), maka itu bagi mereka adalah api'." Umar berkata, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau memberi mereka?" Rasulullah menjawab, "Mereka hanya bisa meminta kepadaku dan Allah tidak ingin aku pelit." (HR. Ahmad)


Dari Auf ibn Malik, "Kami sedang berada di tempat Rasulullah SAW sekitar sembilan orang, delapan orang atau tujuh orang.
Beliau berkata, ‘Apakah kalian tidak bersumpah setia kepada Rasulullah?' Padahal baru saja kami melakukan sumpah setia.
Lalu kami berkata, ‘Kita telah melakukan sumpah setia kepadamu, wahai Rasulullah!'
Beliau berkata, ‘Apakah kalian tidak bersumpah setia kepada Rasulullah?'
Kami berkata, ‘Kami telah melakukan sumpah setia kepadamu, wahai Rasulullah!'
Beliau berkata lagi, ‘Apakah kalian tidak bersumpah setia kepada Rasulullah?'
Maka kami membentangkan tangan kami dan mengatakan, ‘Kami telah bersumpah setia kepadamu, wahai Rasulullah! Atas apa lagi kami bersumpah setia?'
Rasulullah menjawab, ‘Atas menyembah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, shalat lima waktu, taat akan (beliau mengatakan dengan lirih) dan jangan meminta-minta sesuatu dari orang lain.' Lalu aku melihat sebagian mereka tidak pernah meminta-minta sama sekali, bahkan tidak menuntut haknya." (HR. Muslim)

Dari Qabishah ibn Mukhariq al-Hilali, "Aku menanggung utang untuk kepentingan orang lain. Kemudian aku mendatangi Rasulullah dan menanyakan hal itu. Beliau berkata, ‘Laksanakanlah, sampai sedekah datang. Jika sedekah sudah datang, maka kami akan memerintahkan untuk memberimu.' Kemudian beliau berkata, ‘Wahai Qabishah, meminta-minta itu tidak diperbolehkan, kecuali karena tiga hal:



  1. Seseorang yang menanggung utang karena kepentingan orang lain, sampai dia mendapatkan bantuan kemudian menahan diri tidak minta-minta lagi).

  2. Seseorang yang tertimpa musibah yang menghancurkan harta bendanya. Dia boleh meminta-minta sampai dia mendapatkan kecukupan.

  3. Orang yang bangkrut setelah dibenarkan (kebangkrutannya) oleh orang-orang yang dapat dipercaya dari masyarakatnya.

Dalam kondisi seperti ini dia boleh meminta-minta sampai mendapatkan kecukupan. Selain itu, tidak boleh memintaminta, wahai Qabishah. Jika ada yang meminta-minta bukan karena kondisi di atas, maka dia telah memakan barang haram!" (HR. Muslim)

Dari Ibnu Sa'adi al-Maliki, "Umar ibn Khaththab menjadikan aku sebagai pegawai dalam menangani sedekah. Setelah aku menyelesaikan tugasku dan melaporkan kepadanya, Umar memberi upah atas pekerjaan itu. Aku berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya aku melakukan tugas ini karena Allah dan balasannya hanya dari Allah.' Umar berkata, ‘Ambillah (upahmu). Aku pernah bekerja pada masa Rasulullah dan beliau memberikan upah kepadaku. Ketika itu aku berkata kepada Rasulullah seperti yang engkau katakan. Namun Rasulullah berkata, ‘Jika engkau diberi sesuatu tanpa meminta, maka makanlah dan sedekahkanlah (lebihnya)' ." (HR. Muslim)

Saudaraku , anda bisa perhatikan dampak menahan diri dari meminta-minta dan karunia Allah kepada orang yang menahan diri dari meminta-minta kepada orang lain: Abdurrahman ibn Auf datang ke Madinah kemudian Rasulullah mempersaudarakannya dengan Sa'ad ibn Rabi'. Sa'ad menawarkan salah satu istrinya kepada Abdurahman ibn Auf dan separuh hartanya. Namun Abdurrahman menolak tawaran itu. Selang beberapa hari, telah tampak kebahagiaan pada diri Abdurrahman, dan dia telah menikah. Abdurrahman pun menjadi orang kaya.

Dari Anas ibn Malik ra., "Abdurrahman ibn Auf datang ke Madinah lalu Rasulullah memper-saudarakannya dengan Sa'ad ibn Rabi' al-Anshari. Sa'ad adalah orang yang kaya. Sa'ad berkata kepada Abdurrahman, ‘Aku membagi dua hartaku untukmu dan aku nikahkan engkau.'
Abdurrahman berkata, ‘Semoga Allah memberkahimu, keluargamu dan hartamu. Tunjukkan saja jalan ke pasar.' Dia tidak pulang (dari pasar) sampai mendapatkan keuntungan berupa keju dan minyak samin dan membawanya kepada keluarganya. Kami (Anas dan yang lain) menetap sebentar, lalu Abdurrahman datang dengan wajah kotor.
Nabi bertanya kepadanya, ‘Bagaimana keadaanmu?'
Dia menjawab, ‘Wahai Rasulullah, aku telah menikah dengan wanita dari kaum Anshar.' Rasulullah bertanya lagi, ‘Apa yang engkau persembahkan untuknya?" Emas sebesar biji kurma,' jawabnya.
Nabi berkata, ‘Adakanlah walimah, walau hanya dengan seekor kambing!' (HR. Bukhari)


Dari hadits ini, telah dijelaskan tentang bagaimana Allah menjadikan Abdurrhman sebagai orang kaya , karena dia menghindari dari sikap meminta-minta dari orang lain.

Begitu pula yang terjadi dengan Abu Mas'ud al-Badri. Ketika turun ayat sedekah, dia berangkat ke pasar dan bekerja sebagai kuli. Dari kerja itu dia memperoleh upah yang ia sedekahkan. Tidak lama kemudian, Abu Mas'ud menjadi orang yang kaya.

Saudaraku, semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua, sehingga kita bisa mandiri dan dihilangkan dari sikap kebergantungan kepada orang lain . Dan hanya kepada Allah sajalah tempat kita meminta pertolongan.

sumber : JKMHAL, Fikih Akhlak,Musthafa Al-Adhawi,Wahdah.or.id, Zainuddin bin Qosim, The Power of Giving.


1. Dikeluarkan Abu Dawud dalam Sunan II : 295 no.1643, ini lafaznya : Nasai dalam sunannya , no.96 , Ibn Majah dalam sunannya I : 588 ; dan Ahmad dalam musnadnya , 281, dinyatakanshahih oleh Nawawi dalam Riyadush shalihin , hal 539, dan Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib II, sementara Al-Alabni berkata , ‘ hadits shahih’. Lihat Shahih Ati Targhib wat Tarhib no.807.
2. Dikerluarkan oleh Hakim IV : 325, dinyatakan shahih oleh beliau dan disetujui oleh Dzahabi, sanadnya juga dihasankan oleh Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib :640,dinisbatkan kepada Thabrani dalam al-Ausath , diisyaratkan keshahihannya juga oleh Haitsami dalam Majma’uz Zawa’id II : 252.Dinisbatkan kepada Thbrani Ash Shahihah , no.831. Beliau menyebutkan tiga jalur riwayat , dari Ali, Shal dan Jabir ra.




Kamis, 18 Februari 2010

Ambilah keberuntungan anda

Pada suatu ketika di bus antar kota yang penuh sesak, terlihat seorang wanita hamil yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Seorang pemuda berpikir bahwa orang yang paling dekat lah yang seharusnya wajib memberinya tempat duduk. Namun , pemuda itu segera berinisiatif untuk mempersilahkan ibu itu duduk di bekas tempat duduknya , dan pemuda itupun berupaya ikhlas untuk berdiri .
Saudaraku, andai pemuda itu tidak mengambil kesempatan pertama, maka orang lain akan menawarkan tempat duduknya ke ibu itu. Benarlah , ini perbuatan baik, jika ia tak mengambil kesempatan ini orang lainlah yang mendapatkan pahala kebaikan. Dan belum tentu esok hari pemuda itu punya kesempatan lagi untuk berbuat baik seperti ini. Bersegera melakukan kebaikan adalah salah satu contoh bersyukur.

Ketika memasuki mobilnya , seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana lalu lintas jalan ke kantor ?"
Si sopir menjawab, "Aman pak, lalu-lintas lancar ."
Ketika mereka terjebak dijalan yang merayap macet
Direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana ini, lalu lintas macet kau bilang lancar?".
Supirnya menjawab, " Pak, tiap hari saya menemui kondisi seperti ini, namun saya berusaha menikmati . Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".

Saudaraku, cerita diatas merupakan salah satu wujud dari rasa syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting, yang bernakna menyatakan segala pujian atas kebaikan yang diterima, dirasakan dan dinikmati manusia dan didalamnya termasuk keridhaan serta kepuasan, walaupun kadangkala nikmat tidak menyenangnkan . Syukur dapat dimaknai sebagai membuka dan menyatakan kenikmatan. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ungkapan rasa syukur sangat bermanfaat secara lansung dalam kehidupan kita. Namun, bersyukur itu sendiri tidak mudah, kecuali bila kita terusmelawan hawa nafsu

Saudaraku , ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.




  • A. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Orang disekitar kita mengatakan bahwa kita sudah memiliki rumah, kendaraan, pekerjaan , keluarga yang baik.
    Namun sering kita masih merasa kurang. Pikiran kita masih dipenuhi berbagai target dan keinginan yang lebih dan lebih lagi.
    Orang-orang yang selalu mengeluh dan kurang fokus pada pemberian Allah justru cenderung memiliki kehidupan yang semakin sempit.
    Bersyukurlah atas apa yang sudah anda dapatkan hari ini . Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.


  • B. Hal kedua yang sering membuat kita sulit bersyukur adalah adanya kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.


Saudaraku, banyak penelitian tentang syukur ditinjau dari sudut ilmiah. Penelitian S.B. Alqoe dkk. Di University of Virginia, Amerika Serikat (AS). Dimana hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul "Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life" (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).
Dalam proyek ini para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih. Bersyukur, selain menyehatkan jiwa-raga, juga mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia

Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan mahasiswa di perguruan tinggi selama acara "pekan pemberian hadiah" dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut.

Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka. Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.

Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika "gratitude research" atau "penelitian tentang sikap bersyukur" menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini.

Profesor psikologi Robert Emmons dari University of California, Davis, AS, menyimpulkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik.

Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Profesor Emmons mulai mengkaji penelitian tentang bersyukur mulai di tahun 1998. Penelitian pertamanya melibatkan para mahasiswa kuliah psikologi kesehatan. Dalam penelitian itu profesor mewajibkan



  • sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari.

  • Sedangkan mahasiswa lainnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah. Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.

Di tahun-tahun berikutnya, profesor Emmons melakukan aneka penelitian yang melibatkan beragam kondisi manusia, termasuk pasien penerima organ cangkok, orang dewasa yang menderita penyakit otot-saraf dan murid kelas lima SD yang sehat.
Di semua kelompok manusia ini, hasilnya sama: orang yang memiliki catatan harian tentang ungkapan rasa syukurnya mengalami perbaikan kualitas hidupnya.

latihan bersyukur

Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan.

Dalam penelitian, disimpulkan bahwa



  1. • mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja. Seperti ; olah raga yang lebih teratur, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.

  2. • sikap berterima berkorelasi positif pada keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan antar-sesama dan kondisi kesehatan.

  3. • Kesimpulan lain , dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada, bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur.

  4. • Perbaikan kondisi sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding orang lain.

  5. • mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada orang lain.

  6. • Penelitian terhadap para pasien , bahwa sikap bersyukur ini berdampak positif bagi pengidap penyakit otot-saraf, .

  7. • Kesimpulan lain adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik, lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.

Ketika syukur menjadi kebiasaan
Profesor Emmons dalam bukunya "Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier" (Terima kasih! Bagaimana Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat Menjadikan Anda Lebih Bahagia) yang terbit tahun lalu. Menyatakan bahwa :



  1. • Insan yang bersyukur menyatakan diri mereka merasakan tingginya perasaan positif, kepuasan hidup, semangat hidup, dan pengharapan baik di masa depan. Mereka juga mengalami kemurungan dan tekanan batin dengan kadar rendah.

  2. • Kalangan yang memiliki kebiasaan kuat dalam bersyukur atau berterima kasih memiliki kemampuan menyelami jiwa orang lain dan mengambil sudut pandang orang lain. Mereka ditengarai lebih dermawan dan lebih ringan tangan oleh orang-orang di jalinan persahabatan mereka.

  3. • Ada korelasi positif antara tingkat kerohanian seseorang dengan sikap bersyukur. Kecenderungan bersyukur lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan membaca bacaan relijius berkali-kali.

  4. • Kaum yang bersyukur lebih cenderung mengakui keyakinan akan keterkaitan seluruh kehidupan, serta rasa ikatan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

  5. • Pribadi-pribadi yang bersyukur dilaporkan memiliki sifat materialistis yang rendah. Mereka tidak begitu menaruh perhatian penting pada hal-hal yang bersifat materi. Mereka cenderung tidak menilai keberhasilan atau keberuntungan diri mereka sendiri dan orang lain dari jumlah harta benda yang mereka kumpulkan.

  6. • Dibandingkan dengan kaum yang kurang berterima kasih, kalangan yang bersyukur cenderung bukan berwatak pendengki terhadap kaum kaya, dan bersikap mudah memberikan apa yang mereka punya kepada orang lain.

Saudaraku , temuan ilmiah tentang syukur ini mengukuhkan risalah ilahiah bahwa syukur adalah akhlak mulia yang mesti ada dalam diri manusia. Sebab, syukur memicu bertambah nikmat hidup seseorang:

Maha benar firman Allah , yang artinya ,” Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (Qs.Ibrahim, :7).

Dalam sebuah kelas pelatihan motivasi , seorang instruktur mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar ada juga yang kecil. Kemudian dia meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksi yang saya berikan.

Seperti yang diduga , ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan.
Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berpikir toh semu-anya kebagian guntingan kertas tersebut.

Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil.

Instruktur berkata kepada para peserta pelatihan , "inilah kehidupan. Anda ambil kesempa-tan yang tersedia untuk berbuat kebajikan atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Bila anda tak melakukannya, maka orang lain yang melakukannya". Banyak kegiatan positif yang bermanfaat yang seharusnya bisa kita lakukan , namun sering kita melewatkannya.

Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur ,” (Qs. Saba’ : 13).

Padahal kita mengetahui bahwa, kita sendirilah yang mendapatkan kebaikan dari bersyukur.

Sebagaimana fiman Allah,

ولقداتينالقمن الحكمة ان اشكر لله ومن يشكر فانمايشكر لنفسه ومن كفرفان الله غني حميد
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu,” Bersyukurlah kepada Allah ! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya. Maha Terpuji”. (Qs. Luqman : 12).

Saudaraku , syukurilah setiap langkah yang telah Anda capai. Dengan demikian motivasi
Anda akan terjaga, harapan Anda akan tetap besar karena Allah akan menambah nikmatnya, dan Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Dengan mensyukuri apa yang telah
Anda capai, berarti Anda telah siap untuk menambah nikmat Anda berikutnya.

Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Mari kita bersegera memenuhi perintah-Nya dan segera menjauhi larangan-Nya . Bersykurlah dengan karunianya, karena dengan bersyukur kita akan dimudahkan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.



Allahu a'lam
sumber : artikelmotivasi.blogspot.com , Abdullah Hadrami , Hatibening.com


Rabu, 17 Februari 2010

Bayangan Pikiran

Bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang mengenai diri sendiri, juga bayangan pikiran mengenai apa yang akan dilakukan, memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan pribadi.
Sebagaimana dinyatakan James Allen bahwa segala sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya. Seseorang dapat bangkit dengan dua kakinya dan beraktivitas. Hal ini karena faktor pikirannya. Begitu pula seseorang bisa sakit atau sembuh karena faktor pikirannya
Pikiran yang baik menghasilkan buah yang baik, pikiran yang buruk menghasilkan buah yang buruk , pikiran yang jahat akan menghasilkan buah kejahatan, dan manusia adalah penanam benih yang baik untuk dirinya sendiri.

Saudaraku, sehingga jelaslah bahwa kehidupan kita mengikuti pikiran kita. Terkadang kita berada dalam kehidupan yang serba menyenangkan . Anad dapat meluruskan pikiran anda dengan cara yang akan memberi anda kebahagiaan, serta menjadikannya mampu mengatasi kecemasan dan kesusahan. Bagaiamanakah mengubah bencana menjadi kebaikan ? Bagaimana mengubah cobaan berat menjadi sebuah karunia ?

Hal ini bisa dikarenakan , kita telah membentuk pikiran dengan cara yang benar, suatu cara yang memberikannya suatu kebahagiaan dan bukan kesedihan.
Sungguh dalam jiwa manusia , terdapat suatu kandungan yang isinya hanya diketahui oleh Allah SWT. Jiwa juga memiliki kapasitas tertentu diluar jangkauan manusia. Aspek kejiwaan ternyata turut berperan dalam bebearapa penyakit yang menimpa fisik tubuh, baik dari aspek sebab atau akibat.

Ada penyakit yang menimpa fisik tubuh yang disebabkan aspek kejiwaan. Namun penyakit yang bukan berasal dari faktor kejiwaan, dapat pula disembuhkan secara kejiwaan.

Seringkali kita sendirilah yang membuat rasa cemas terjadi pada diri kita . Juga kita sendiri yang memilih terjadinya kesusahan dan kesedihan. Bahkan lebih dari itu, mungkin ada diantara kita yang menyiksa diri dengan penyakit hati pada diri kita sendiri. Penyakit akibat adanya kerusakan pikiran kita dan akibat sedikitnya iman kita kepada Allah SWT.

Mengapa kita menyiksa diri kita sendiri dan mengapa kita biarkan kesusahan dan kesedihan menguasai diri kita. Marilah memohon ampun kepada allah, sehingga perasaaan dan jiwa menjadi tenang dan tentram, terjauh dari rasa cemas, kesusahan, dan kesedihan. Ya Allah , kami berlindung kepada-Mu dari sifati iri.

Dari hadits riwayat Hr Muslim, Rasulullah bersabda , “ Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan “ Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini-begini “. Katakanlah “ Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi. “ Sesung-guhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan”.

Tidak menyesali masa lalu bukan berarti seseorang tidak bersungguh-sungguh dalam me-ngerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya. Maksud hadits Rasulullah ini adalah membimbing seseorang muslim agar bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya lalu agar meminta pertolongan Allah dalam hal ini. Hadits ini juga menjelaskan pula bahwa barang siapa meminta pertolongan allah, maka ia selamanya tidak akan menjadi lemah.

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.(Alexander Graham Bell)

Kita berusaha agar menjadi sosok muslim yang ridha dengan ketentuan dan takdir dari Allah SWT. Jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, katakanlah ,” Semuanya telah menjadi takdir Allah, apa yang allah kehendaki pasti terjadi”.

Sumber : dari berbagai sumber ,



Nikmat yang tersembunyi

Firman Allah, yang artinya ,” Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang akan disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam) nikmat yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan ,” (Qs.As-Sajdah : 16 – 17).
Ibn Sirin dalam Tafsir Al-Qurthubi, Hasan Al-Basri menyatakan bahwa , kaum itu menyembunyikan amal perbuatan mereka (dari pendangan orang lain), maka Allah-pun menyembunyikan khusus untuk mereka, apa yang tidak bisa dilihat mata, tidak didengar teling dan tidak terbetik di dalam hati manusia. Muhammad bin Ka’ab Al-Qardzy, menyatakan bahwa , mereka menyembunyikan amal mereka dari pandangan manusia karena Allah, maka Allah menyembunyikan pahala hanya untuk mereka. Jika mereka melihatnya , maka senanglah hati mereka.

Saudaraku , hal diatas adalah keistimewaan pahala bagi hamba-hamba yang bangun malam untuk Qiyamullail , bermunajat kepada-Nya, membaca kalam-Nya, berdoa kepada-Nya, bersujud kepada-Nya. Mereka menyendiri dalam keheningan malam untuk Rabbnya.
Sungguh indah mereka menyambut malam dengan bermunajat.

Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tiada seorangpun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu berbagai nikmat yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan ,” (Hr Bukhari Muslim).

Ibn Abas dalam Tafsir Al-Qurthubi, menyatakan bahwa , masalah ini besar dan agung bagi siapa saja yang memahami penafsirannya.

Sebuah hadits , yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam, Allah berfirman , (yang artinya) ,” Aku telah sediakan untuk hamba-Ku yang shalih , sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata manusia atau didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas di hati manusia “.

Saudaraku, mari kita renungkan bagaimana Allah memberikan pahala instimewa atas ibadah mereka atau bangun malam mereka yang mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi dengan pahala yang disembunyikan, yang tidak diketahui oleh siapapun dan khusus hanya dibuka untuk mereka.

Begitu agungnya shalat malam, maka Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat malam. Diriwayatkan dari Ibnu umar ,bahwasanya dia melihat Rasulullah SAW tetap mengerjakan shalat malam dalam perjalanan walau diatas punggung unta.

Saudaraku, semoga kita diberi hidayah Allah untuk istiqomah mendirikan shalat malam.

Allahu a’lam
Sumber : Muhammad bin Shalih ash Shai’ari dalam Kaifa Tatahammasu liqiyan al-lail




Senin, 15 Februari 2010

Was-was setelah wudhu

tulisan ini dikutip dari almanhaj.or.id , berkaitan dengan perasaan was-was, sehabis wudhu dan merasa telah kencing beberapa tetes. Semoga bermanfaat.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Setelah selesai wudhu, saya merasa seolah-olah mengeluarkan air kencing beberapa tetes. Apakah saya harus mengulangi wudhu? Perlu diketahui bahwa setiap kali mengulangi wudhu saya, saya selalu merasa mengeluarkan air kencing. Apa yang harus saya lakukan?

Jawaban.
Perasaan seperti di atas yang timbul setiap kali selesai wudhu, adalah merupakan was-was dari syetan. Maka dia tidak usah mengulang wudhunya, bahkan disyariatkan (diwajibkan) baginya untuk berpaling (membuang jauh-jauh) perasaan tersebut. Sebaliknya dia harus yakin, bahwa wudhunya tetap sah dan tidak batal. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang seseorang yang merasakan sesuatu (di duburnya) ketika shalat.


Beliau menjawab.
“Artinya :Dia tidak usah membatalkan shalatnya sebelum dia mendengarkan bunyi kentut atau mencium bau (kentut)” [Hadits Riwayat Bukhari : 134, Muslim : 540,-pent]

Kita harus tahu bahwa syetan itu sangat gemar merusak ibadahnya seorang muslim, seperti shalat, wudhu dan lain-lain. Oleh karena itu kita wajib menentang dan melawan syetan, serta tidak tunduk dan tidak menuruti was-was yang dihembuskan oleh syetan dengan cara berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari godaannya dan dari tipu dayanya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebaik-baik penolong.

Allahu a’lam

Sumber : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Catatan : Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Edisi Indonesia Fatawa Bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Penerbit At-Tibyan – Solo]


ciptakan keberhasilan diri

Anda pasti sering mengalami kegembiraan dalam kehidupan anda. Sering kita mengatakan ,”…seperti menerima durian runtuh “, Seperti menerima suatu keajaiban. Namun sebenarnya sebagian besar kejadian durian runtuh itu, adalah durian dari bawah sadar kita. Itulah hasil dari program bawah sadar kita sendiri , yang telah (lama) kita program sendiri , walaupun tanpa kita menyadarinya.
Sekarang anda tidak harus menunggu durian runtuh, anda dapat menciptakan keberuntungan anda sendiri dimana saja.
Jenis situasi dimana visualisasi kreatif dapat efektif adalah tidak terbatas jumlahnya. Anda dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah-masalah anda, menemukan pekerjaan yang lebih baik, mengatasi suatu phobia.

Goethe juga melakukan sinema mental,” Seakan-akan’’ prestasi kerja hari itu mendapatkan banyak ucapan selamat dari para sahabat, walupun kenyataannya pada hari itu tidak ada pekerjaan yang memenuhi (sesuai dengan) keinginannya.
Teknik ini terbukti berguna bagi tokoh sekaliber dia, maka tidak ada salahnya bila kita menggunakannya untuk diri kita sendiri.

Goethe juga menggunakan semacam teknik hipnosis diri sebelum tidur malam. Dia mem-bayangkan sahabat berjalan mendekatinya, dengan wajah yang tulus terukir senyum, menyatakan , ‘Selamat , hasil anda sangat bagus”.
Banyak tokoh-tokoh yang menggunakan visualisasi untuk menenangkan pikirannya dan menghadapi semua masalah yang ditemukannya selama siang hari.

Roy Kroc (seorang usahawan hamburger AS), dalam autobiografinya, ia menyatakan bahwa bagaimana ia memasukkan dirinya sendiri ke dalam hipnosis diri dimalam hari sebelum tidur.
Ia membayangkan sebuah papan tulis yang bertuliskan semua masalah-masalah yang meng-ganggunya. Kemudian ia membayangkandirinya perlahan-lahan menghapus masalah itu, satu persatu. Ia dapat tidur nyaman , walaupun setelah bekerja enambelas jam seharian. Dan ia menyatakan teknik ini membawa kesuksesan dirinya.
Jika anda ingin mendapatkan sesuatu atau ingin mewujudkan keinginan rahasia anda, bayangkan papan tulis ini , dan bayangkan diri anda sendiri menggunakan sebuah kapur (alat tulis) untuk menuliskan apa yang anda inginkan.

Teknik ini memeliki penerapan jauh lebih luas , bukan sekedar hanya sebagai pemecahan masalah , tetapi untuk meningkatkan kehidupan anda.
Tuliskan kalimat berulang kali, sambil memvisualisasikan secara lebih detail setiap kelinya. Repetisi (pengulangan) sangat penting pada saat anda bekerja dengan visualisasi. Anda harus berusaha menanamkan dan menjenuhkan pikiran dengan bayangan positif.

Allahu a'lam

Sumber : Kekuatan pikiran , DR steevens, CH Godefroy


Syukur karena beriman

Syukur mempunyai peranan dan kedudukan tinggi dalam kehidupan manusia. Syukur bisa menjaga eksistensi nikmat yang sudah ada dan mendatangkan nikmat lainnya. Dan nikmat terbesar adalah saat seorang hamba diberikan nikmat berupa syukur itu sendiri. Syukur dan iman bagaikan dua sisi mata uang, seperti halnya kufur dan tidak bersyukur. Sebagaimana firman-Nya :
ولقداتينالقمن الحكمة ان اشكر لله ومن يشكر فانمايشكر لنفسه ومن كفرفان الله غني حميد
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu,” Bersyukurlah kepada Allah ! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya. Maha Terpuji”. (Qs. Luqman : 12).
Waspadalah , karena target tertinggi iblis adalah menjauhkan rasa syukur dari manusia, hal inimenunjukkan betapa berharganya syukur bagi seorang hamba beriman.

Sebagaimana Firman Allah, yang menceritakan bagaimana upaya iblis untuk menjauhkan rasa syukur terhadap manusia, yang artinya ,” kemudian pasti aku mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur “ , (Qs. Al-A’raf : 17).

Saudaraku, didalam Al-Qur’an terdapat dua bentuk syukur , yaitu
a. Dari Allah kepada hamba-Nya,
Dalam ayat –ayat ini Allah menyebut diri-Nya dengan sebutan Syaakiran dan syakuuran, sebagaimana dalam firman-Nya, yang artinya ,” Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Mha Mesyukuri ,” (Qs. Faathir : 35)
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui ,” (Qs. Al-Baqarah : 158).
Kata Syaakur pada ayat ini adalah bentuk mubalagah. Adapun bentuk syukur Tuhan kepada hamba-Nya dengan memberikan pahala yang sesuai atas sekecil apapun amalan yang telah diperbuat hamba-Nya sesuai dengan kadar keikhlasannya serta tidak menyia-nyiakannya.

Inilah bentuk syukur Allah kepada hamba-Nya yaitu membalasnya dengan pahala , sebagaimana firman-Nya :
ان هذاكان لكم جزاءوكان سعيكم مشكور
“ sesungguhnya ini adalah balasan untukmua, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan), “ (qs. Al-Insaan : 22).

Allah memberikan kepda hamba-hamba-Nya dengan memberikan pahal-pahala terbaik dan karunia yang tak terhingga.Dan inilah karunia Allah kepada hmba-hamba-Nya yang beriman, yaitu denganmemberikan taufik dan hidayah agar mereka taat dan berada dalam keridhaan-Nya.

b. Dari hamba kepada Rabb-nya.
Ini adalah bentuk kedua dari syukur , yaitu syukur hamba kepada Rabbnya. Ada beberpa bentuk syukur jenis ini, yang semuanya menunjukkan pentingnya bersyukur serta kedudukannya yang tinggi, serta kedudukan hamba-hamba yang bersyukur disisi Allah SWT.


  1. Perintah Allah SWT kepada hamba-Nya agar mereka bersyukur.
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Wahai orang-orang yang beriman !makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah-Nya “, (Qs. Al-Baqarah : 172).
    Sesungguhny semua perintah Allah kepada hamba-Nya adalah semata-mata untuk demi kebaikan hamba itu sendiri. Dan hamba yang beruntung adalah yang menjalankan perintah-Nya dan inilah orang yang bersyukur.

  2. Celaan kepada hamba yang tidak mau bersyukur kepada Allah,
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur ? “ (Qs. Yaasin : 35)
    Sebagaimana friman-Nya, yang artinya ,” Dan meeka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya.Maka mengapa mereka tidak bersyukur ? “ (Qs. Yaasin : 73).

  3. Pujian kepada hamba yang bersykur.
    Syukur adalah jalan hidup para rasul dan nabi,sehingga umat manusia dianjurkan untuk mengikuti jejak mereka.
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Sungguh , Ibrhaim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah). Dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukiny ke jalan yang lurus ,” Qs.An-Nahl : 120-121).
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya , “ (Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh.Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersukur” , (Qs. Al-Isra’ : 3)
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” ….. Sungguh, pada yang demikian ini benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sabar dan bersukur. (Qs. Saba’ : 19).

  4. Manfaat syukur akan dirasakan oleh orang yang bersyukur itu sendiri.
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,” … Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya. Maha Terpuji”. (Qs. Luqman : 12).
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,”… Allah akan member balasan kepada orang yang bersyukur, “ (Qs.Ali ‘Imran : 144).
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,” Sebai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami member balasan kepda orang-orang yang bersyukur ,” (Qs. Al Qamar : 35).

  5. Syukur mencegah datangnya siksa Allah.
    Syukur akan menjaga kelangsungan nikmat dan mencegah bencana. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,” Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Megetahui ,” (Qs. An Nisa’ :147).

  6. Syukur menyebabkan bertambahnya nikmat,
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya,” Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu ; dan syukurilah nikmat Allah,jika kamu hanya menyembah kepada-Nya “, (Qs.An-Nahl :114).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Wahai orang-orang yang beriman !makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah-Nya “, (Qs. Al-Baqarah : 172).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nimat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti Azab-Ku sangat keras, “ (Qs. Ibrahim : 7).

  7. Orang-orang terbaik diantara hamba-hamba-Nya yang shalih, senantias memohon kepada-Nya agar mereka diberikan ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Nya.
    Karena mereka menyadari bahwa nikmat yang terbaik adalah nikmat untuk dapat bersyukur.
    Sebagaimana firman-Nya , yang mengisahkan doa Nabi Sulaiman kepada Allah,yang artinya ,”… Dan dia berdoa, “ Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepdaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang engkau ridhai; dan masukkanlahaku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih “, (Qs. An-Naml :19)
    Sebagaimana firman-Nya , dimana Allah menceritakan doa seorang hamba shalih,yang artinya ,” …Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya mencapai empatpuluh tahun, ia berdoa ,”Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadku dan kepadakedua orang-tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai ; dan berilah aku kebaikan yang mengalir hingga kepada anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang yang berserah diri ,” (Qs. Al-Ahqaf : 15).

  8. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang mau bersyukur, Ridha Allah kepada mereka semata-mata karena rahmat dan cinta-Nya atas amal kebaikan yang mereka lakukan dan tingkah laku mereka yang sesuai dengan tujuan mereka diciptakan , yaitu beribadah hanya kepada Allah.
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Jika kamu kafir, (ketahuilah) bahwa se-sungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridhai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu itu…”, (Qs. Az-Zumar : 7).

  9. Orang yang bersyukur sangat sedikit. Jadi hamba yang bersyukur menunjukkan bahwa mereka benar-benar hamba Allah pilihan.
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” … Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur ,” (Qs. Al Baqarah : 243).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”… Sungguh Allah benar-benar memiliki karunia yang dilimpahkan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur ,” (Qs. Al-Mu’min : 61).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur ,” (Qs. Al-Mu’minun : 78).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur ,” (Qs. Saba’ : 13).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang di muka bumiini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan ,” (Qs. Al An’am : 116).

  10. Allah menjadikan syukur sebagai tujuan dari penciptaan-Nya, dan syukur itu juga merupakan tujuan dari diciptakannya manusia.
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran,penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ,” (Qs. An-Nahl : 78).
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”… maka mintalah izki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan ,” (Qs. Al-‘Ankabut : 17).

  11. Orang-orang yang sabar dan bersyukur ,senantiasa memikirkan ayat-ayat Allah, sehingga mereka makin mensyukuri nikmat Allah
    Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,”Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang bersabar lagi bersyukur ,” (Qs.Saba : 19).
    Dan firman-Nya , yang artinya ,” Supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikiran itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orangyang sangat sabar lagi banyak bersyukur “, (Qs. Luqman : 3).

  12. Karena Allah memiliki sifat Maha Mensyukuri yang sebenarnya, maka makhluk yang dicintai-Nya adalah makhluk yang memiliki sifat syukur.

  13. Syukur merupakan bukti nyata atas ada penyembahan seorang hamba kepda Rabb-nya yang dilakukan sebagaimana mestinya,
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah ,” (Qs.Al-Baqarah : 172).
    Barang siapa bersyukur kepada Allah dengan hatinya, lidah dan anggota badannya, maka berarti ia telah beribadah kepda Tuhan-nya dan menjalankan perintah-Nya.

  14. Hamba yang bersyukur akan mendapat karunia besar,
    Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Dan demikianlah telah Kami ujia sebagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin), supaya (orang-orang kaya) berkata, ‘orang-orang macam inilah diantaara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka’. (Allah berfirman ,” Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya), “ (Qs.Al-An’am : 53).

  15. Bahwasanya yang pertamakalinya Allah perintahkan kepada manusia ketika mereka beranjak dewasa adalah bersyukur kepada-Nya dan kepada ibu-bapaknya , sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepda dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersykurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu,” (Qs. Luqman : 14).

Sudaraku, begitu banyak perintah danpenjelasan tentang keutamaan syukur dalam Al-Qur’an. Semua ini menunjukkan betapa penting dan berharganya syukur bagi seorang hamba beriman.
Semoga kita diberi hidaya Allah, sehingga menjadi hamba yang bisa bersyukur.

Allahu a’lam
Sumber : Abdullah bin Shlaih Al-Fauzan dalam Kaifa Nakuuna minasy syaakiriin.


Tips berkendara di jalan banjir

Kawan, musim selalu berulang. Ketika musim hujan tiba, maka anda akan akrab dengan banjir. Bagi anda pengguna kendaraan bermotor, tentu sudah akrab dengan kondisi jalan tergenang air. Bahkan tidak jarang air yang mengenang menutupi badan jalan, sehingga permukaan jalan menjadi tidak terlihat.
Bagi anda pengendara mobil jenis MPV atau SUV tentu lebih mudah menerjang banjir, karena air intake kendaraan jenis ini relatif lebih tinggi. Bagi anda pengendara kendaraan jenis sedan, perlu perhatian khusus mengingat posisi air intake yang rendah, sehingga rawan kemasukan air.
Anda perlu beberapa tips untuk menghadapi jalanan banjir, agar anda tetap aman dan nyaman berkendara dengan mobil sedan.


Namun apabila terpaksa harus menerjang banjir jalanan , serta terhindar dari bahaya laten mogok dijalan. Anda tidak perlu terlalu risau . Untuk anda ,ada beberapa tips praktis untuk anda pengendara sedan, semoga bermanfaat.;


  1. Gunakan gigi paling rendah dan atur injakan pedal gas untuk menjaga putaran rpm mesin antara 2.000 rpm sd 3.000 rpm (dibawah kecepatan 10 km/jam) untuk menjaga luas permukaan ban yang menapak jalan.

  2. Manfaatkan mobil depan anda , sebagai pembukan jalan bagi kendaraan anda. Jaga jarak aman dengan mobil didepan mobil anda ( sekitar 4 – 5 m). Hal ini untuk mengantisipasi bila tiba-tiba mobil didepan anda mengerem mendadak atau terperosok dalam lubang jalan (selokan).

  3. Sesekali injak pedal rem bila jarak dengan kendaraan dibelakang agak jauh, untuk memastikan rem masih bekerja optimal. Karena banyak kejadian rem tromol yang tersiram air mendadak blong.

  4. Jika kondisi air terus meninggi sehingga gelombang air dari mobil depan diperkirakan dapat masuk ke saringan udara, sebaiknya anda balik saja, berputar cari jalan lain.

  5. Karena apabila air masuk kedalam saringan udara dapat mengakibatkan mesin mogok. Dalam kondisi ini air akan terhisap masuk piston, yang selanjutnya dikompresikan .Dimana sifat air tidak bisa mengerut sebagaimana udara, maka dikawatirkan piston akan patah.

  6. Jika terpaksa mogok, tetaplah tenang lalu coba nyalakan mesin dua atau tiga kali. Jika tetap ngadat, jangan diteruskan, karena hal ini akan membuat aki mobil menjadi drop. Kerusakan akan bertambah parah jika mobil anda sudah dilengkapi dengan perangkat elektronik baru.

  7. Berhentilah ditempat aman dan tunggu hujan mereda, selanjutnya cari lap kering. Buka kap mesin dan keringkat perangkat distributor, koil, busi , kabe busi.Cobalah anda nyalakan lagi mobil anda hinga dua atau tiga kali.

  8. Jika tetap ngadat juga, abut kabel busi dan perhatikan apakah ada genangan air di sekitar busi. Bukalah distributor, panaskan dengan korek yang anda bawa.

  9. Jika aki terlanjur drop,kabel jumper dapat dipakai untuk menjumper dengan mobil lain, perhatikan jangan sampai terbalik dalam menyambungkan kabel-kabelnya ke kutub-kutub aki.

  10. Selalu menyiapkan uang receh secukupnya , untuk tips para polisi cepek atau tukang dorong mobil, yang umumnya banyak berkeliaran di musim banjir, untuk membantu menepikan mobil anda.

Allahu a’lam

Sumber : Algooth Putranto, Bisnis Indonesia.


Minggu, 14 Februari 2010

Jeratan Iblis

Istilah kompetisi memang sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita sendiri sering terlibat dalam proses kompetisi itu sendiri. Memang banyak kontroversi dalam kompetisi itu sendiri. Saya mencoba mengulas tentang salah satu ekses negatif dari kompetisi itu sendiri
Competition, begitulah istilah populernya.
Sahabatku, istilah kompetisi sudah digunakan semenjak abad pertengahan sekitar tahun 1600 an. Sungguh pengertian dan maknanya sudah berkembang liar dan menjauh dari makna yang sesungguhnya.
Compete adalah kata dasar dari competition. Kata ini berasal dari bahasa latin “Competere” yang berarti mencari kebersamaan, bersama-sama, persetujuan atau bisa juga bermakna kecocokan.
Bila anda menyimak pada kamus bahasa yang beredar sekarang, maka anda akan menemukan arti tersebut telah bergeser jauh.

Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman , kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok
Dalam kamus oxford, disebutkan bahwa compete is a try to win something by defeating others who are trying to do same.

Kompetisi adalah mencoba untuk memenangkan sesuatu dengan cara mengalahkan yang lainnya yang mencoba melakukan hal yang sama). Kompetisi bisa juga ditafsirkan sebagai berperang. Tentu ada menang ada kalah. Dan yang menjadi pemenang hanya ada satu (orang) sedang yang lain adalah pecundang.

Lalu bagaimana kebersamaan bisa terwujud dengan cara mengalahkan yang lain ?

Istilah kompetisi yang dewasa ini kita temui, masuk dalam area perbandingan.
Kompetisi menghasilkan sebuah perbandingan, yang dalam hubungan antar manusia sering menimbulkan masalah.
Yang positif disandingkan dengan negatif, yang berprestasi di bidang tertentu dibandingkan yang tidak berprestasi. Yang sukses dibandingkan dengan yang gagal.
Perbandingan sering menimbulkan jurang pemisah. Pemisahan ini menimbulakn kekaburan dan pergeseran makna.

Dalam buku the Artist’s Way : A Spiritual Path to Higher Creativity karya Julia Cameron, sangat menarik untuk dibahas.

“Kompetisi adalah candu spiritual lain. Ketika diri memfokuskan pada kompetisi, kita meracuni sumur kita sendiri, mengganggu kemajuan kita”.

Bila saya juara no.1 dan / maka anda juara no.2 ,

dengan formula tersebut menjadi I better than you, atau sebaliknya You better than me. Keyakinan dan pemahaman ini adalah awal dari tumbuhnya perangkap iblis. Disinilah kita mulai masuk perangkap iblis

Firman Allah ,yang artinya “ Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (hormat, kepada Adam) ketika Aku (Allah) menyuruhmu?” (iblis) menjawab ,’aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’.

Iblis merasa dirinya lebih unggul dari Adam. Iblis menggunakan bahasa perbandingan dalam hal ini. Kesombongan iblis menyebabkan Allah menjadi murka. Kesombongan menjadikan makhluk menjadi hina dihadapan Allah.

Kita harus berhati-hati dalam memaknai istilah kompetisi dalam hidup kita. Jangan sampai istilah ini mengaburkan perpektif terhadap sesuatu hal. Perlu pemahaman yang jernih dan bijaksana, agar tidak terseret dalam perangkap iblis, yaitu kesombongan. Suatu sikap perbuatan yang tidak pernah diampuni Tuhan.

Selanjutnya kita lihat artikel yang bisa dihubungkan dengan konteks diatas.
Dr. Aris Arif Mundayat, Kepala PSAAT, di Kabar UGM Online edisi 76/IV/03 JULI 2008. Menyatakan sistem pendidikan di SD - SMU masih mengajarkan bagaimana berkompetisi secara negatif. Dia mengkritik sistem ranking. “Di tingkat SD hingga SMA menunjukkan adanya kompetisi negatif. Termasuk ujian nasional segala macamnya itu. Implikasinya bisa ke arah kekerasan. Kalau pendidikan kita bisa membangun solidaritas proses, maka demokratisasi akan segera tercapai.

Di negara maju yang demokratis, sistem pengaturan kelas tidak dibuat berjajar tapi berkelom-pok. Di dalam kelas murid membahas dan menyelesaikan persoalan bersama-sama, sehingga terbangun rasa kebersamaan. Jika sudah selesai, mereka akan membantu kelompok lain yang mengalami kesulitan.

Pemberian nilai 1 sampai 10 merupakan angka hukuman. Secara psikologis akan merugikan anak. Selama ini yang terjadi dalam sistem ranking adalah jika ada anak yang tertinggal pelajaran di kelas maka dia akan dianggap bodoh. Ini kompetisi negatif. Orang yang kita anggap bodoh belum tentu bodoh, tetapi mungkin dia sangat jago di bidang lain.

Allahu a'lam
Sumber : Yusuf Pora, gagal itu indah


Hati yang damai

Rasa tenang, damai dan bahagia itu bermuara dari kondisi hati. Disaat didalam hati seorang hamba tumbuh sifat ridha dan mensyukuri segala karunia dan ketetapan-Nya. Ditambah lagi dengan sifat qanaah (merasa cukup) dengan segala pemberian Allah,maka hidup ini terasa indah dan beban terasa ringan.
Seorang hamba yang pasrah dan berserah diri kepada-Nya , sungguh ia memiliki kunci kekuatan hidup untuk melawan ketakutan dan keresahan yang selalu menghantui.
Sebagaimana firman-Nya ;
قد أفلح من زكها ؛ وقد خاب من دسها
“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu . Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Qs. Asy Syamz\s : 9-10).

Seorang alim menyatakan, jikalau ada yang kau takutkan maka pasrahkanlah kepada Rabb-mu. Sehingga kau akan terjaga dari ketakutan itu. Mari kita bersihkan diri kita sehingga kita akan lebih mudah untuk menjadi hamba yang bersyukur. Pasrahkanlah kepada Allah, niscaya pertolongan Allah pasti datang.

Sebagaimana firman-Nya
إن الله يحب ﭐلتو بين ويحبﭐلمتطهر ين
“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri ,” (Qs. Al-Baqarah :222).

Hati yang dibersihkan Allah adalah hati yang dimenagkan Allah. Memang tidak mudah menggapai karunia ini, hati yang dibersihkan Allah. Untuk mencapai meraih karunia itu (kebersihan hati) , harus dimulai dari niat yang tertanam kuat dalam hati, niat yang dibarengai dengan tekad disertai kesungguhan dan konsisten.

Saudaraku hati yang bersih akan lebih mudah meraih hidayah dan rahmat Allah SWT, menjadikan pikiran jernih, kehidupan menjadi tenang, dan ucapanyapun tidak menyakiti sesamanya, dan doanyapun menjadi lebih mustajab.
Hati yang bersih akan diikuti dengan amal yang istiqomah. Hati yang bersih adalah wadah untuk menumbuhkan akhalk mulia lainnya, seperti : ikhlas, tawakal, sabar , syukur dan seterusnya.

Hati yang bersih akan menumbuhkan sikap ikhlas dan sikap ikhlas akan menumbuhkan kebersihan hati. Jadi keduanya saling berkaitan, dan saling memperkuat. Sulit untuk dikatakan mana yang lebih dahulu yang harus dilakukan.

Semoga kita diberi hidayah Allah, sebagai hamba yang bertobat, dan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan. Semoga kita diberi hidayah Allah untuk bias menjadi hamba yang selalu beristighfar dan dimudahkan untuk beramal shalih. Itu semua sebagai modal untuk menggapai kebersihan hati.

Allahu a’lam.
Sumber: Syeikh Muhammad Salih Al-Munajjid dalam سلسة أعما القلو ب



Kamis, 11 Februari 2010

teruslah mengetuk pintu doa

Allah berfirman :
وقا ل ربكم ادعوني استجب لكم ان الذ ين يستكبرو ن عن عباد تي سيد خلو ن جهنم داخرين
Dan Tuhanmu berfirman, “ Berdoalah kepada-Ku, niscya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Qs. Al-Mu’min : 60).
dari Imam Hafizh Ibnu Hajar bahwa Imam At-Thaibi berkata : bahwa berdoa adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". Dalam ayat ini orang yang tidak mau tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut orang-orang yang sombong, sehingga berdoa mempunyai keutamaan di dalam ibadah, dan bagi mereka yang tidak mau berdoa adalah hina dina. [Fathul Bari 11/98].

Do'a adalah ibadah berdasarkan firman Allah :
Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata : bahwa yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya 'an 'ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Dengan demikian ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka Allah mengancamnya dengan neraka jahanam, sehingga setiap hamba dianjurkan memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya .

Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah,
Dari Abu Hurairah ra berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “ Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah. Yang artinya " Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu". [Al-Hujurat : 13].

Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah ra berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “ Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : "Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". [Fathul Bari 11/98]

Imam Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah.
Imam At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat murka-Nya.

Dari hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura'atul Mashabih 7/358]

Doa mampu menolak takdir Allah,
Berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi ra bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ,” Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura'atul Mafatih 7/354-355].

Syaikh Utsaimin ditanya : "Kita sering mendengar orang berdoa : Ya Allah kami tidak memohon agar takdir kami dirubah akan tetapi kami meminta kelembutan dalam takdir tersebut. Apakah doa tersebut dibolehkan .?"
Jawaban :
Berdoa seperti itu dilarang dan haram sebab doa bisa merubah takdir seperti yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Bahkan orang yang berdoa seperti itu menantang Allah dan seakan mengatakan : "Ya Allah takdirkanlah kepadaku apa saja yang Engkau kehendaki tetapi berilah kelembutan dalam takdir tersebut".

Seharusnya orang yang berdoa berketetapan hati dalam doanya, seperti berdoa : Ya Allah kami memohon rahmat-Mu dan kami berlindung dari siksaan-Mu, dan doa semisalnya. Apabila seorang berdoa kepada Allah agar tidak dirubah takdirnya, maka apa manfaatnya sementara doa bisa merubah takdir, dan bisa jadi takdir tersebut hanya bisa berubah lantaran doa. Yang penting doa tersebut di atas tidak boleh dan hendaknya dihindarkan serta barangsiapa yang mendengar doa seperti itu sebaiknya menasehatinya. [Liqa' Babul Maftuh 5/45-46]

Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu berdoa
Berdasarkan hadits bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya " Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam". [Al-Haitsami, kitab Majma' Az-Zawaid. Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata : Sanadnya Jayyid (bagus) dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601].

Imam Manawi berkata bahwa yang dimaksud dengan 'Ajazu an-naasi adalah orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan Min 'ajzin 'an ad-dua'i adalah lemah memohon kepada Allah terlebih pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.[Faidhul Qadir 1/556].

Ahli syair berkata.
Janganlah kamu meminta kepada manusia, memintalah
kepada Dzat yang pintu-Nya tidak pernah tertutup.

Allah akan murka jika engkau tidak meminta-Nya,
sementara manusia marah jika sering diminta.
Syair di atas menjadi bantahan terhadap anggapan bahwa yang lebih baik tidak berdoa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan berdoa,
Maka seorang hamba yang meninggalkan doa berarti menentang perintah Allah dan barang-siapa yang melaksanakan berarti telah memenuhi perintah-Nya.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya ," Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". [Al-Baqarah : 186].

Syaikh Sa'di mengatakan bahwa ayat di atas sebagai jawaban atas pertanyaan para sahabat kepada Nabi SAW mereka bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Allah dekat sehingga kami memohon dengan berbisik-bisik ataukah Dia jauh sehingga kami memanggil-Nya dengan berteriak ?
Maka turunlah ayat Allah. [Tafsir At-Thabari dan didhaifkan oleh Imam Ahmad 3/481].

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat". Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan terhadap sesuatu yang tersembunyi, rahasia dan mengetahui perubahan pandangan mata serta isi hati. Allah juga dekat dengan hamba-Nya yang meminta dan selalu sanggup mengabulkan permintaan. Maka Allah berfirman : "Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku".

Doa adalah dua macam yaitu doa ibadah dan doa permohonan. Kedekatan Allah dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu ; kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada mereka.

Barangsiapa yang berdoa kepada Allah dengan hati yang khusyu' dan berdoa sesuai dengan aturan syariat serta tidak ada penghalang diterima doa tersebut seperti makan makanan yang haram atau semisalnya, maka Allah berjanji akan mengabulkan permohonan tersebut. Apalagi bila disertai hal-hal yang menyebabkan terkabulnya doa seperti memenuhi perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya baik secara ucapan maupun perbuatan dan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan.
Maka Allah berfirman : "Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hedaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".

Artinya orang yang berdoa akan berada dalam kebenaran yaitu mendapatkan hidayah untuk beriman dan berbuat amal shalih serta terhindar dari kejahatan dan kekejian. [Tafsir As-Sa'di 1/224-225].

Imam Zarkasi berkata bahwa konsentrasi dalam berdoa serta menunjukkan sikap rendah, tunduk, penghambaan dan merasa membutuhkan Allah adalah merupakan ibadah yang paling agung bahkan demikian itu menjadi syarat sahnya ibadah.

Allah berjanji akan memberikan pahala orang yang berdoa, meskipun tidak dikabulkan doanya.

Berdoa adalah menyibukkan diri untuk mengingat Allah
Sehingga timbul dalam hati rasa pengagungan terhadap kebesaran Allah dan ingin kembali kepada-Nya berhenti dari maksiat. Sering mengetuk pintu mempunyai kesempatan besar untuk masuk, sehingga ada pepatah bahwa barangsiapa yang sering mengetuk pintu, maka suatu saat akan diberi izin masuk sehingga dikatakan :"Diberi kesempatan berdoa lebih baik daripada diberi sesuatu".

Banyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah,
sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam , yang artinya “Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]

Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria 'Alaihis Salam, yang artinya ,” Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4) Al-Azhiyah fi Ahkamil Ad'iyah hal. 38-42].

Jangan bosan patah dan patah semangat dalam berdoa
Sebagian orang hanya berdoa sekali atau dua kali dan setelah merasa tidak dikabulkan, lalu berhenti berdoa. Jelas tindakan seperti itu adalah tindakan yang keliru bahkan dia harus terus menerus mengulangi doanya hingga Allah mengabulkannya.

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ,” Do'a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : " Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa". [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Do'a 4/87].

Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Syarh Shahih Muslim 17/52].

Maka seharusnya seorang hamba harus terus berdoa dan tidak boleh bosan serta merasa tidak dikabulkan doanya. Dalam ucapan : "Saya berdoa berkali-kali tetapi tidak dikabulkan".

Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa Syaikh Al-Qari berkata : "Yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah tidak melihat hasil doa saya. Terkadang merasa doanya lambat dikabulkan atau putus asa dari berdoa dan keduanya tercela. Perlu diketahui, ada waktu tertentu untuk terkabulnya doa, sebagaimana yang diriwayatkan bahwa doa Musa dan Harun agar Fir'aun dihancurkan oleh Allah baru terkabul setelah empat puluh tahun. Adapun berputus asa dari rahmat Allah tidak akan terjadi kecuali atas orang-orang kafir". [Mura'atul Mafatih 7/348].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa di dalam hadits di atas terdapat etika berdoa yaitu terus mengajukan permohonan dan tidak berputus asa dalam berdoa sebab demikian itu merupakan bagian dari sikap ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah serta merasa membutuhkan Allah, oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata : "Kami lebih takut dihalangi untuk berdoa daripada dihalangi terkabulnya doa".

Imam Ad-Dawudi berkata : "Dikhawatirkan orang yang mengatakan bahwa dia selalu berdoa tetapi tidak dikabulkan maka doanya benar-benar tidak dikabulkan, atau benar-benar tidak dikabulkan penangguhan siksa akhirat atau pengampunan dosa-dosanya".

Imam Ibnul Jauzi berkata : "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin tidak mungkin ditolak, boleh jadi ditunda pengkabulannya lebih baik atau digantikan sesuatu yang lebih maslahat dari pada yang diminta baik di dunia atau di akhirat. Sebaiknya seorang hamba tidak meninggalkan berdoa kepada Rabbnya sebab doa adalah ibadah yaitu ibadah penyerahan dan ketundukan kepada Allah". [Fathul Bari 7/348 ]

Dari Aisyah ra bahwa beliau berkata : "Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terkena sihir orang Yahudi bernama Lubaid bin A'sham, beliau berkata sehingga seakan-akan Rasulullah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya hingga pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa kemudian berdoa dan terus berdoa". [Shahih Muslim, kitab Salam bab Sihir 7/14]

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menekankan kepada setiap hamba tatkala tertimpa bencana atau musibah untuk memperbanyak doa dan terus berserah diri kepada Allah. [Syarh Shahih Muslim 7/14].

Dari Ali bin Abu Thalib ra berkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan membaca : Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]

Dari Ubadah bin Shamit ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, yang artinya “ Tidak ada seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata : Jikalau begitu saya akan memperbanyak (doa). Beliau bersabda : '"Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul bari 11/98].

Saudaraku, semoga kita diberi hadayah Allah sebagai seorang hamba yang bersungguh-sungguh dalam berdoa.
Sebagaimana hadit yang artinya ,” Allah mencintai orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam berdoa". [Hadits Dhaif, Al-Albani berkata dalam Silsilah Dhaifah bahwa hadits ini bathil 2/96-97].

Allahu a’lam.

sumber : Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih ,Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 37-42, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin, Lc.